"Saya mau bertanya kepada Rafi, cita-citanya jadi apa?"
"Jadi YouTuber, Pak".
"Pasti senang main YouTube ini, senang main medsos".
"Jadi YouTuber itu kalau banyak subscriber-nya, bisa menghasilkan uang".
Penggalan dialog antara Presiden Joko Widodo dengan salah satu siswa kelas VI SD N 36 Pekanbaru itu memberikan isyarat bahwa Youtube telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Youtube yang pada awalnya hanya menjadi media hiburan untuk berbagi video, kini telah menjadi lahan untuk meraup pundi-pundi rupiah.
Lazimnya masyarakat mengetahui proses monetisasi Youtube melalui iklan yang tayang setelah akun memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Namun melalui suratnya kepada seluruh kreator, Youtube memberitahukan fokusnya pada tahun 2019. Salah satu poin penting dalam surat tersebut ialah adanya jalan baru untuk memperbanyak penghasilan melalui proses monetisasi.
Baca Juga: 5 Negara Pengguna Facebook Terbanyak, Indonesia Masuk di Dalamnya
Lantas apa saja proses monetisasi baru Youtube selain mengandalkan iklan sebagai sumber pendapatan utama?
1. Youtube Music dan Youtube Premium
Untuk menambah alternatif monetisasi, mulai Februari 2019, Youtube memperluas layanan Youtube Music dan Youtube Premium. Jika sebelumnya hanya diakses di lima negara, kini Youtube Music dan Youtube Premium bisa diakses di 29 negara.
For your information. Untuk bisa menggunakan dua jenis aplikasi Youtube ini, pengguna akan dikenai biaya berlangganan sebesar 9,99 USD per bulan untuk Youtube Music dan 11,9 USD per bulan untuk Youtube Premium. Dengan adanya biaya langganan tersebut, pengguna akan mendapatkan keistimewaan yang tidak ada di aplikasi Youtube biasa. Seperti tidak adanya iklan, menemukan lagu resmi, serta masih banyak keistimewaan lainnya.
2. Super Chat
Fitur Chat diciptakan untuk pengguna Youtube yang gemar menonton video live. Ketika video tayang secara live, penonton bisa berinteraksi dengan kreator atau pengunjung lainnya. Namun ketika komentar yang dituliskan terlalu banyak, kreator tidak akan sempat melihat dan membalas komentar itu satu per satu.
Menggunakan Super Chat, komentar yang dikirim akan terlihat jelas oleh kreator. Sehingga memungkinkan kreator untuk membalasnya. Untuk dapat menikmati fitur ini, pengguna Youtube dikenai tarif 5 USD per bulan. Sebagian dari tarif berlangganan inilah yang akan menjadi monetisasi alternatif di Youtube selain iklan.
3. Channel Membership
Untuk bisa menikmati fitur ini, pengguna akan dikenai tarif sebesar 4,99 USD per bulan. Lantas apa yang akan didapatkan pengguna? Pengguna Channel Membership akan mendapatkan keuntungan seperti live streaming khusus, emoji, lencana khusus, serta keuntungan lainnya yang ditawarkan oleh kreator. Biaya berlangganan ini pula yang menjadi monetisasi alternatif Youtube selain iklan.
4. Penjualan Merchandise
Alternatif monetisasi selanjutnya ialah penjualan Merchandise. Monetisasi ini bisa dikatakan sebagai iklan. Hanya saja kreator sendirilah yang mempromosikan produk atau Merchandisenya.
5. Tingkatkan Hubungan dengan Kreator
Untuk membuat nyaman para kreator, Youtube akan meningkatkan klasifikasi video. Caranya dengan memperbarui ikon monetisasi. Hal ini akan mempermudah kreator dalam proses monetisasi video. Melalui kebijakan ini, Youtube mengklaim bahwa akurasi monetisasi mencapai 40 persen.
Youtube juga mengaku lebih responsif terhadap keluhan para kreator. Hal ini berdampak pada jumlah unggahan di Youtube yang meningkat 150 persen. Serta peningkatan responsifitas sebesar 50 persen. Keseriusan Youtube untuk mempererat hubungam dengan kreator juga ditunjukkan melalui diselenggarakannya Fanfest sebanyak 480 acara. Fanfest memungkinkan pihak Youtube bertatap muka dengan para kreator.
Dengan semakin banyaknya alternatif monetisasi di Youtube, tidakkah kamu tertarik menjadi seorang Youtuber?
[kaka]
KOMENTAR