![]() |
Judul Buku : Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya
Penulis : Rusdi Mathari
Penerbit : Mojok
Tahun Terbit : 2018
Tebal : 226 halaman
|
Banyak orang berpikir bahwa dirinya lebih pintar dibandingkan orang lain. Mentang-mentang berpendidikan tinggi, seenaknya menyalahkan orang lain yang berbeda pendapat dengannya. Lebih-lebih meremehkannya. Mentang-mentang kaya, dengan sombongnya merendahkan orang yang tak berpunya.
Rusdi Mathari memiliki sudut pandang dan cara menarik menyikapi orang-orang yang merasa sok pintar itu. Melalui buku 'Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya', Cak Rusdi sapaan Rusdi Mathari mengemas kisah-kisah jenaka sekaligus nasihat untuk para pembaca.
Buku ini memiliki judul kecil 'Kisah Sufi dari Madura'. Buku ini menceritakan kehidupan seorang Sufi bernama Cak Dlahom yang dalam perannya dianggap sebagai orang gila oleh masyarakat sekitar. Di balik kegilaannya itu, Cak Dlahom memiliki pemikiran agama yang sering kali dianggap kontroversial.
Pada awal kisahnya, Cak Rusdi dengan cerdiknya membuat judul 'Benarkah Kamu Merindukan Ramadan?' Dari judul itu saja, para pembaca tentu akan langsung berpikir dan ingin mencari tahu jawabannya.
Cak Dlahom sebagai tokoh sentral dalam kisah ini mengatakan bahwa 'Sesuatu yang diwajibkan adalah sesuatu yang manusia tidak suka mengerjakannya. Kalau manusia suka melakukannya, untuk apa diwajibkan?" (hlm. 5).
Ungkapan tersebut tentunya akan membuat pembaca berpikir. Jika manusia suka melakukan sesuatu, tentunya tidak perlu diwajibkan. Sebagai contoh, orang yang hobi bermain sepakbola. Tentu dengan sendirinya akan selalu melakukannya dengan senang hati tanpa perlu diwajibkan.
Lalu, jika orang menyukai puasa, tentunya tanpa perlu diperintahkan dengan wajib, akan melaksankannya dengan senang hati. Lalu, untuk apa diwajibkan, berarti manusia tidak menyukainya bukan?
Cak Rusdi selalu mengajak masyarakat untuk berpikir lebih dalam dan mencerna pesan-pesan yang terkandung dalam setiap ceritanya. Melalui karakter Cak Dlahom yang humor bin kocak, Cak Rusdi menuliskannya dengan cerita-cerita pendek yang tak bosan untuk dinikmati.
Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya
Naskah dalam buku ini awalnya merupakan tulisan berseri Cak Rusdi di situs web mojok.co selama dua tahun. Tulisan-tulisan ini diterbitkan setiap minggunya dalam bulan Ramadan tahun 2015 dan 2016. Semacam artikel tausiyah, tulisan-tulisan ini menjadi pengajian khusus Cak Rusdi kepada para pembaca.
Sesuai dengan terbitan tahunnya, buku ini terbagi menjadi dua bagian. Ramadan pertama dan ramadan kedua. Dari setiap cerita yang disajikan oleh Cak Rusdi, ada pesan dan hikmah yang dapat diambil sebagai renungan agar pembaca berpikir dan tidak merasa sok pintar.
Setiap membaca cerita-cerita dalam buku ini, bisa jadi pembaca akan memeras otak dan merasa semakin bodoh . Atau bahkan emosi, karena karakter Cak Dlahom yang menjengkelkan. Dalam setiap ceritanya, Cak Rusdi selalu membuat pertanyaan-pertanyaan yang membuat pembacanya berpikir.
Baca Juga: Fenomena Penghamba Dunia Semu
Salah satu cerita, Cak Rusdi menuliskan perihal ikhlas. Melalui Cak Dlahom, Cak Rusdi mengibaratkan ikhlas seperti menghitung berak dan kencing selama hidup. Tentu tidak mungkin dapat terhitung karena saking banyaknya.
'Sebulan yang lalu? Setahun yang lalu? Sejak kamu lahir kamu ingat, berapa kali kamu berak dan kencing? Seperti itulah ikhlas." (hlm. 43)
Dalam pengantar penerbit, dijelaskan bahwa nama Dalhom sendiri diambil dari diksi Jawa Timur yang artinya 'agak bodoh'. Hal ini sesuai dengan karakter Cak Dlahom yang memang diperankan laiknya orang gila, namun memiliki pemikiran tentang agama laiknya sufi.
Kata bodoh di sini menjadi refleksi atas pengetahuan manusia yang tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan sang Pencipta. Sering kali orang merasa dirinya sok pintar dan menganggap orang lain tidak tahu. Hal inilah yang membuat orang menjadi sombong dan gampang merendahkan orang lain.
Kisah Cak Dlahom di sini sedikit mirip dengan Markesotnya Emha Ainun Najib. Mengemas pengetahuan agama melalui seorang tokoh dan disajikan dalam bentuk cerita-cerita humor, sehingga tidak terkesan membosankan. Bahkan dalam beberapa ceritanya, Cak Rusdi terkadang memberi catatan bahwa ceritanya terinspirasi dari Cak Nun.
Buku dengan ketebalan 226 halaman ini memberi pelajaran bagi para pembaca supaya tidak merendahkan orang lain. Setiap manusia memiliki pemikiran dan pengetahuan masing-masing yang telah diberikan sang Pencipta. Tidak sepantasnya menyalahkan atau bahkan merendahkan satu sama lain.
Di zaman sekarang, telah nampak orang-orang yang pandai bicara namun gampang sekali menyalahkan orang lain. Menganggap dirinya lebih pintar, lebih berpendidikan dan dengan entengnya meremehkan dan bahkan merendahkan lainnya. Merasa dirinya pintar, padahal bodoh saja tak punya. [Zain]
Artikel Lain:
"Membaca" yang Bermanfaat dan Penuh Pahala di Bulan Ramadhan
Tips Berkah Puasa Bulan Ramadhan Ala Asna AKSI Indosiar
Kenapa Kita Lebih Islami di Waktu Ramadan?
Agar Ibadah di Bulan Ramadan Makin Berkah, Hindari 6 Kebiasaan
6 Kebiasaan Mahasiswa UIN Walisongo Saat Ramadhan
KOMENTAR