![]() |
www.goodreads.com |
Judul buku : Generasi Copy Paste
Penulis : Awy A
Qolawun
Editor : Tim Hasfa
Penerbit : Hasfa
Publishing
Tahun Terbit :
2014
Tebal halaman : 140 halaman
"Suara mereka adalah huruf-huruf di atas keyboard, lidah mereka adalah jari-jari yang terus menari diatas tuts-tuts bak pianis”. Begitulah cuplikan kata Awy A. Qolawun dalam salah satu tulisannya di buku yang berjudul “Generasi Copy Paste”.
Awy memaparkan mengenai fenomena yang saat ini terjadi, yaitu terdapat jenis manusia yang benar-benar berbeda. Manusia ini bukan orang yang menyatakan diri sebagai orang sekuler, liberal, fundamentalis, atau yang lainnya. Mereka juga tidak tergabung dalam suatu ormas, partai, atau LSM.
“Mereka juga tidak suka lihat berita, tidak pernah baca koran manual setiap hari, tetapi dalam kesehariannya mencemooh, mengkritik pedas kepada institusi pendidikan, sekaligus para guru dan dosen, tak luput juga sahabat- sahabat bahkan membodohkan dirinya sendiri! Yang ada adalah kekecewaan dan waktu yang terbuang, jika mereka melihat sekolah atau universitas. Itu anggapan mereka”. (Awy: 2014 hal 50)
Generasi ini adalah generasi yang selalu selalu berusaha bergabung saat tercerai-berai. Akan tetapi, ketika sudah berhasil bergabung mereka akan menghancurkan kembali kekuatan yang sudah digalang bersama. Karena mereka hanya percaya pada satu kekuatan yaitu “kekuatan semu”, teknologi.
Hal ini terlihat ketika mereka menunjukkan jati diri sebagai generasi produk Playstation atau anak- anak google. Bukan memperlihatkan sebagai generasi muda negara ini. Mereka sangat pintar dalam melakukan copy paste di dunia maya.
“Ironisnya, bagi mereka, dunia maya adalah dunia nyata mereka, sementara dunia nyata bagi mereka adalah dunia maya! Hidupnya hanya dalam awang- awang, imajinasi, bayangan, menagis sendiri, tertawa sendiri, marah sendiri, dan bicara sendiri; tak peduli lingkungan dan sekitar tanpa memberi kontribusi apapun bagi kehidupan !”. (Awy: 2014 hal 52)
Dalam tulisan diatas Awy ini, ia menyampaikan kritik terhadap fenomena yang terjadi di kalangan pemuda negara ini. Manusia berjenis baru, sibuk menghamba pada dunia semu. Dunia nyata berubah menjadi dunia maya, dan sebaliknya dunia maya itulah dunia senyatanya. Awy juga melihat fenomena bagaimana manusia penghamba dunia maya memiliki kedangkalan ilmu, karena suka mengkritik tanpa berpikir dahulu. Mereka hanya mengandalkan google untuk membantu dalam mengerjakan tugas mereka.
Dalam buku ini sebenarnya tidak hanya menyajikan tulisan mengenai generasi copy paste saja. Melainkan juga terdapat kumpulan kisah- kisah sederhana yang diangkat dari berbagai macam fenomena dari kehidupan sehari- hari, khsuusnya fenomena- fenomena yang bersinggungan dengan masalah humanisme. Sehingga, terasa dekat dengan kita dan mudah dipahami.
Selain itu, bahasa yang digunakan oleh Awy dalam menyampaikan cukup jelas dan lugas, apalagi disampaikan dalam bentuk cerita, akan menarik untuk dibaca. Namun terkadang penyusunan kata dalam kalimat masih kurang tepat sehingga terkadang membuat pembaca bingung.
Melalui karya ini Awy ingin mengajak umat muslim khususnya untuk bermuhasabah terhadap segala apa yang telah dikerjakan dirinya sendiri. Karena Awy menyampaikan karyanya ini melalui sudut pandang syariat, serta dalil- dalil. Ia menyampaikan dalam bentuk hikmah atau ibrah di akhir cerita. Maka dari itu, tulisan- tulisan dalam buku ini dapat digunakan sebagai pelajaran dalam kehidupan. [AA]
KOMENTAR