Sudah menjadi tradisi, Valentine diperingati sebagai hari hari kasih sayang. Tanggal 14 Februari menjadi momentum bagi sebagian orang untuk mengungkapkan cinta, kasih dan sayang kepada orang terkasihnya dan membuat valentine menjadi hari yang penuh romansa.
Seremonial hari valentine dirayakan dengan berbagai cara yang dinggap mampu mengungkapkan rasa kasih sayang. Seperti menyebarkan flayer ucapan "selamat hari valentine" atau mengunggah kata-kata puitis dan romantis di media sosial. Selain itu, ada tradisi yang selama ini sudah melekat setiap hari valentine tiba; orang beramai-ramai memberikan cokelat dan bunga mawar sebagai bahasa cinta.
Tradisi yang selama ini telah berjalan, cukup menanamkan mindset bagi banyak orang tentang makna dan simbol dari bunga Mawar. Setiap warna Mawar memiliki representasi bahasa kasih sayangnya sendiri. MIsalnya Mawar merah sebagai simbol cinta dalam suatu hubungan, mawar kuning sebagai tanda persahabatan, atau mawar putih sebagai lambang ketulusan, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Valentine; Euforia “Kasih Sayang”
Seringkai ketika seseorang memberikan bunga mawar, menjadi representasi dan ukuran sebuah kasih sayang yang agung dengan euforia kesenangan yang luar biasa. Termasuk menunjukkan adanya sebuah sakralitas.
Labelisasi mawar sebagai simbol perasaan tidak bisa dilepaskan dari kisah kesejarahannya. Dalam litelaturnya, mitologi Yunani telah menceritakan berbagai versi yang berhasil menggambarkan pemaknaan dari bunga mawar sebagai simbol cinta.
Seperti yang tertulis dalam kisah mitologi Yunani Aphrodite (Dewi cinta), bersama kekasihnya Adonis. Ketika Adonis sedang berburu babi hutan, Ares diam mengirimkan babi hutan untuk mencelakainya, atas dasar cemburu. Setelah naas Adonis diterkam babi, Ares mengabarkannya kepada Aphrodite.
Baca Juga: Manisnya Valentine dan Lingkaran Setan Produksi Cokelat
Saat Aphrodite bergegas untuk membantu kekasihnya, ia menggarukkan dirinya di semak mawar. Hingga memercikkan bintik-bintik darah pada kelopak putih dan menjadi merah. Sayangnya, ia terlambat ke tempat kejadian. Adonis telah tewas karena luka fatal di pahanya.
Saat Aphrodite menangisi tubuh kekasihnya, air matanya jatuh ke genangan darah di sekitar mereka, dan campuran itu memunculkan bunga anemon. Dengan hubungan yang begitu kuat dengan darah, mudah dipahami bagaimana mawar merah akhirnya digunakan sebagai simbol cinta.
Selain itu, kisa Yunani-Romawi juga menjelaskan penyebaran bunga mawar di seluruh negeri. Seperti yang tertuang dalam mitologi kisah cinta Cupid dan Psyche yang masyhur. Psyche adalah salah satu dari tiga putri, yang termuda dan paling cantik. Hingga orang daya menyembah Psyche. Hal tersebut membuat marah dewi cinta, yang kemudian meminta Cupid untuk membantu melakukan pembalasan dendamnya justru jatuh cinta.
Saat Psyche hidup dengan penuh kesengsaraan dengan dikutuk dan disiksa hingga tidur panjang, Cupid menyelamatkannya dan akhirnya menikahi Psyche. Setelah upacara, Jupiter meminta putrinya untuk membuat semuanya "bersinar dengan mawar", menyebarkan bunga di tanah.
Cerita-cerita tersebut menjadi sebagian kecil dari banyaknya kisah tentang bagaimana bunga nawar menjadi begitu masyhur di kalangan para pecinta. Mawar tidak semata-mata berselimut romansa. Terdapat pula kisah menyakitkan dalam perjuangan para pecinta di masa lampau.
Meski begitu, penggunaan mawar sebagai bahasa cinta memberikan warna tersendiri dalam kisah romansa. Menjadi simbol keindahan maupun medium pengungkap rasa yang susah diungkapkan. Bunga mawar sebuah simbol yang menemani kisah perjalanan penuh dengan tragedi yang menyakitkan dan penuh perjuangan. Cinta hanyalah sebagai representasi dari akhir perjuangan dan kehidupan. [Gita Fajriyani]
KOMENTAR