Kian kesini, masyarakat telah menempatkan prioritas besar pada dunia intelijensia (kecerdasan). Hal itu terjadi karena mau tidak mau, tekanan untuk menjadi cerdas (berpengetahun, cakap, progresif, inovatif) tidak dapat dipisahkan. Intelejensia juga adalah satu-satunya jalan yang harus digapai, dikuasai, dan dipraktikkan di dalam kehidupan nyata abad modern ini. Jika tidak maka orang akan digilas oleh zaman itu sendiri.
Dengan narasi tersebut, orang-orang memulainya dengan kesadaran diri untuk melangkah ke arah yang bisa menjadi bagian dari zaman yang seperti sekarang melalui dimilikinya pengetahuan serta keterampilan yang maksimal.
Setiap orang yang sadar, yang hendak mengeksplorasi pengetahuan dan keterampilannya itu banyak sekali yang langsung mengambil tes psikologis sebagai ukuran personalitasnya. Sehingga diketahui kekurangan yang akan dievaluasi, lalu dicari jalan keluar sebagai bagian dari "usaha menjadi cerdas."
Misalnya, coba melihat sekian banyak produksi informasi yang terpublikasi sekian tahun terakhir, semuanya selalu terkait dengan psikologis. Atau bisa melihat jumlah aplikasi pengukur tes psikologi atau kecerdasan yang tidak henti didaftarkan di Playstore.
Baca Juga: Cara Mengatasi Ragu
Hal ini menunjukkan tingkat kewaspadaan pada kesadaran akan pentingnya pengetahuan personalitas secara mendasar, agar -barangkali- bisa memicu kesadaran pada peningkatan keterampilan-keterampilan yang selalu upgrade dan super modern.
Setelah cukup dalam pembacaan intelejensia secara mental oatau personaliti, orang-orang selalu dibenturkan dengan keterampilan sebagai bukti seberapa cerdas orang-orang.
Di antara ukuran dalam membaca kecerdasan seseorang di abad modern ini adalah ia yang bisa melakukan lima hal ini, yang dimungkinkan berpeluang besar seorang yang cukup cerdas, meskipun secara faktual, tidak ada satu manusia pun yang hidup hari ini yang memiliki potensi kecerdasan atau kemampuan penuh. Hal itu karena baru 21 tahun lalu (1998), akses internet baru memberikan lebih banyak pengetahuan dan informasi dibandingkan waktu lain dalam sejarah manusia. Itu pun tergantung juga dilihat dengan seberapa maju wilayah atau tempat di mana ia tinggal.
Baca Juga: Memahami Keterampilan Berpikir Kritis
Lima hal tersebut diantaranya yakni, pertama, orang cerdas adalah mereka yang bisa menunjukkan rasa ingin tahu untuk mempelajari lebih banyak informasi. Kedua, orang cerdas adalah mereka yang bisa mengakui secara terbuka ketika mereka tidak mengetahui sesuatu. Mereka tahu dan melakukan dalam batas kemampuan mereka.
Ketiga, orang yang cerdas adalah mereka yang dapat memecahkan masalah kompleks dan langsung mencari solusi. Keempat, orang yang cerdas ialah mereka sangat sadar akan proses berpikir mereka sendiri. Mereka mengkritik dan memahaminya. Mereka menggunakan pengetahuan untuk keuntungan mereka.
Dan terakhir, orang yang cerdas adalah mereka menunjukkan tanda-tanda kecerdasan yang jelas. Mereka berpikir cepat dan memiliki kesadaran situasional.
Lima hal yang berat bukan? Yep! Namun lagi-lagi pembahasan seperti ini adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dalam hidup kita dan harus dicoba untuk dimiliki. Setidaknya, sudah sadar dan mengukur perbaikan personaliti, serta selalu berusaha menguasai setidaknya tiga hal yang disebutkan di atas, yang membuat kita tertekan adalah hal yang berharga dalam hidup.
Baca Juga: 7 Cara Menjadi Kaya di Usia Muda
Yang paling penting dalam menjadi cerdas yaitu tidak mudah bangga menyimpulkan pengetahuan dan keterampilan yang kita miliki, yang dihasilkan dari informasi yang jauh dari kematangan sebagai sesuatu yang paling berharga. Misalnya dari bacaan atau konten yang tidak menunjukkan kualitas pengetahuannya serta masih terlalu kaya akan bias. Inilah pentingnya literasi informasi.
"Hal-hal gila terjadi ketika orang tidak berpengetahun dan atau miskonsepsi berbicara tentang kecerdasan."
Satu hal lagi yaitu orang yang cerdas selalu tidak dapat dilepaskan dari yang bukan hanya kecerdasan dalam perkara individu, namun juga berpengetahun dan terampil dalam perkara sosial. Karena lagi-lagi hal gila bukan lagi terjadi saja, namun meregenerasi. Begitu. [Kakak]
KOMENTAR