Di era digital sekarang ini, kita terus menerus dibanjiri dengan informasi setiap harinya. Isu, narasi dan wacana seputar politik, ekonomi, pendidikan tak pernah ketinggalan absen di media sosial, televisi, sampai obrolan sehari-hari. Misalnya terkait Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) yang sampai sekarang masih menuai pro dan kontra.
Belum lagi kita dihadapkan dengan permasalahan kehidupan, dimana hal tersebut tidak semuanya bisa diselesaikan dengan cara berpikir secara biner namun perlu adanya ketrampilan dalam pengambilan solusi tepat dengan cara berpikir kritis.
Sangking esensialnya, berpikir kritis menjadi skill yang harus dimiliki abad ke-21. Ketrampilan berpikir kritis ini tidak hanya berlaku di sekolah, kampus atau tempat kerja, tapi segala aktifitas yang dikerjakan seharusnya bisa memperaktikan pola berpikir seperti ini. Berpikir kritis menjadi subjek pemikiran para filsuf yunani awal seperti Plato dan Socrates dan juga subjek diskusi di zaman modern seperti sekarang ini. Lalu, sebenarnya bagaimana berpikir kritis itu?
Kemampuan untuk berpikir jernih dan rasional serta mampu memahami hubungan logis antar ide atau gagasan. Sebagai pembelajar aktif yang tidak menerima berbagai informasi secara pasif. Kita dituntut menggunakan nalar sadar dalam proses berpikir. Seperti dengan mempertanyakan ide atau asumsi seseorang secara ketat dan juga tidak hanya menerima secara langsung.
Dalam menghadapi suatu problem di lingkungan kehidupan ataupun organisasi, pemikir kritis akan berusaha untuk memberikan gagasan yang bisa mencakup gambaran ide secara keseluruhan. Mereka secara otomatis akan mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan masalah secara sistematis daripada menggunakan intuisi atau naluri.
Biasanya seseorang yang memiliki ketrampilan seperti ini, mampu memahami cara menetukan pentingnya relevansi setiap argumen yang diterimanya. Jadi, selain memahami apa yang diutarakan, pemikir kritis juga perlu menentukan keterkaitan antara permasalahan dengan solusi yang akan diutarakan. Jika tidak seperti itu, maka terjadilah kesahalan berpikir.
Kemudian mereka juga mampu mengidentifikasi inkonsistensi dan kesalahan dalam penalaran. Karena dalam aktivitas berpikir tidak menutup kemungkinan terjadinya sebuah kesalahan. Tetapi seorang pemikir kritis seharusnya lebih teliti dan mampu berpikir secara mendalam tentang adanya problematika tersebut. Sehingga kesalahan dalam proses berpikir kritis bisa diidentifikasi sejak dini. Selanjutnya mampu mendekati masalah dengan cara yang sistematis.
Aktivitas berpikir kritis memang tidaklah mudah, namun bukan berarti tidak bisa dilakukan. Ketrampilan berpikir kritis perlu adanya proses untuk menghasikan pola berpikir kritis seperti yang diinginkan. Yakni dengan menganalisis, mengintepretasi, mengevaluasi, memecah suatu masalah hingga pengambilan keputusan.
Namun sebenarnya dalam berpikir kritis kita hanya diharuskan mampu memikirkan topik atau masalah secara objektif dan kritis. Artinya dalam melihat permasalahan, hindari penilaian secara subjektif menakar dari kacamata pribadi antara suka atau tidak suka. Pemikiran seperti ini, cenderung menimbulkan sikap deskriminatif ketika menyelesaikan suatu permasalahan di lingkungan manapun.
Dalam aktivitas berpikir krtitis selain fokus terhadap permasalahan yang ada, kita juga harus melihat berbagai kemungkinan yang terjadi. Kemudian, pemikir harus bisa mempertimbangankan berbagai kemungkian dari segala sudut pandang. Mengervaluasi argumenmu untuk mengukur seberapa kuat dan validnya dan kamu bisa mengenali kelemahan yang ada dalam argumen tersebut.
Selanjutnya, untuk para pemikir kritis, diwajibkan untuk memperhatikan implikasi yang mungkin ada dalam argumen. berikan alasan terstruktur dan dukungan bisa berupa data untuk argumen yang kita buat.
Proses Berpikir Kritis
Berpikir kritis sangat bisa diterapkan di segala aktifitas setiap harinya. Untuk memulainya, kalian bisa memulai dengan memikirkan hal-hal baru yang dikatakan orang lain kepadamu. Lalu, tanyakan pada diri sendiri dengan pertanyaan yang mencangkup 5W+1H. Seperti, Siapa yang mengatakan. Apa yang dibahas, kapan, hingga alasan orang tersebut mengatakan atau membicarakan hal itu kepada kalian.
Bukan hanya itu, untuk mengetahui permasalahan secara detail. Bisa tanyakan dirimu, bagaimana ketika orang tersebut membicarakan hal itu kepada kalian? Karena melalui pertanyaan 'Bagaimana' dan lebih memikirkan permasalahan tersebut, membuat kalian lebih mudah mencari solusi untuk diungkapkan.
Terget Berpikir Kritis
Salah satu aspek terpenting dalam berpikir kritis yaitu dapat merencanakan suatu hal yang ingin dicapai. Seperti berhasil memecahkan masalah hingga memberikan pendapat berdasarkan berbagai kemungkinan dari argumen-argumen yang diterima. Dengan ini, kalian bisa bermanfaat di kehidupan mendatang ketika dihadapkan suatu masalah.
Namun dalam berpikir kritis ada beberapa hambatan yang menghalangi saat mengambil keputusan. Kita membawa subjektifitas pribadi, misalnya perasaan suka dan tidak suka sebagai dasar untuk membangun argumen. Kontribusi utama untuk memastikan kita berpikir kritis dengan menyadari karakteristik, preferensi dan bias pribadi dan memberikan kelonggiran bagi mereka untuk mempertimbangan kemungkinan yang lain.
Semakian kita menyadari dan mengenali diri kita, bagaimana kekuatan dan kelemahan kita, maka semakin besar kemungkinan prmikiran kritis akan lebih produktif.
[Gita]
KOMENTAR