![]() |
Wisuda sistem kuota UIN Walisongo pada 20 November 2019 |
Kasubag Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan, Ahmad Fathoni mengungkapkan, wisuda dengan sistem seperti ini dapat memotivasi mahasiswa agar lulus cepat . Menurutnya, dengan kuota 600, mahasiswa akan saling berkompetisi.
"Agar mahasiswa termotivasi lulus cepat. Kuota tetap 600. Biar mereka lebih semangat menyelesaikan skripsinya. Yang ujian munaqosah biar cepat menyelesaikan revisinya," ungkapnya.
Baca Juga: Mulai 2019, UIN Walisongo Terapkan Wisuda Dua Kali Per Semester
Meskipun kuota ditetapkan 600, kata Fathoni, Bagian Akademik dan Kemahasiswaan akan berunding terlebih dahulu terkait jumlah wisudawan dari masing-masing fakultas. Bisa jadi nanti kuota akan ditambah.
"Walaupun kuota 600 tapi runding dulu dengan fakultas, kapasitas wisuda kira-kira berapa. Kemudian dirapatkan diambil kuota yang kira-kira mereka tetap bisa berkompetisi. Misalnya yang diperkirakan lulus ujian munaqosah 700," ujarnya kepada kru IDEAPERS.COM.
Menanggapi kebijakan itu, Nur Itsnaini, mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam semester tujuh menyatakan, wisuda sistem kuota dapat menggerakkan mahasiswa untuk berlomba-lomba dalam menyelesaikan proses pendidikan.
"Sistem kuota efektif diterapkan untuk mahasiswa. Karena memang untuk memacu semangat para mahasiswa untuk berlomba-lomba lulus cepat," kata Itsna.
Baca Juga: Ini Alasan UIN Walisongo Tambah Jadwal Pelaksanaan Wisuda
Tammi Hadi juga sependapat dengan Itsna. Mahasiswa Ilmu Hukum yang sedang mengerjakan skripsi itu mengatakan, wisuda sistem kuota membuat mahasiswa semangat dalam mengerjakan skripsi.
"Beberapa mahasiswa termotivasi lulus cepat. Dan dia segera menyelesaikan semua tugasnya," ujarnya. [Rep. Mahfud/ Red. Ma]
KOMENTAR