Ilustrasi Hang Tuah |
"Hikayat Hang Tuah" sebuah karya sastra klasik Melayu yang penuh dengan nilai-nilai heroisme, keberanian, dan kesetiaan. Ditulis pada abad ke-15, hikayat ini mengisahkan kehidupan seorang pahlawan legendaris, Hang Tuah, yang telah menjadi simbol keperwiraan dan kebanggaan bagi masyarakat Melayu hingga saat ini.
Dilansir dari wikipedia.com dalam zaman kemakmuran Kesultanan Malaka, Hang Tuah ialah seorang laksamana yang amat termasyhur. Ia berasal dari kalangan rendah, dan dilahirkan dalam sebuah gubug reyot. Tetapi karena keberaniannya, ia amat dikasihi dan akhirnya pangkatnya semakin naik. Maka jadilah ia seorang duta dan mewakili negeranya dalam segala hal.
Hang Tuah memiliki beberapa sahabat karib seperti Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir dan Hang Lekiu. Ada yang berpendapat bahwa kedua tokoh terakhir ini sebenarnya hanya satu orang yang sama saja. Sebab huruf Jawi wau dan ra bentuknya sangat mirip. Tetapi yang lain menolak dan mengatakan bahwa kelima kawan ini adalah versi Melayu dari Pandawa lima, tokoh utama dalam wiracarita Mahabharata.
Dilansir dari detiksumut.com "Hikayat Hang Tuah" berasal dari cerita rakyat masyarakat Riau. Pencipta "Hikayat Hang Tuah" tetap menjadi misteri yang menghantui dunia sastra Melayu. Hikayat ini tidak mencantumkan nama pengarangnya, sehingga banyak dugaan mengenai siapa sebenarnya yang menulis kisah epik ini.
Baca Juga : [Cerpen] Sang Sutradara Mimpi
Sejarah pencatatan hikayat ini dimulai dari tradisi lisan yang diwariskan dari generasi ke generasi oleh para pendongeng di istana Melayu. Kemudian, pada abad ke-19, ketika kesadaran akan pentingnya mendokumentasikan warisan budaya semakin menguat, hikayat ini mulai dibukukan oleh para cendekiawan dan penulis Melayu. Proses pembukuannya penuh dengan dedikasi dan semangat dari seorang cendekiawan Melayu yang penuh dedikasi, Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi, yang juga dikenal sebagai Munsyi Abdullah.
Sebagai seorang penulis, penerjemah, dan guru yang hidup pada abad ke-19, Munsyi Abdullah memiliki kecintaan mendalam terhadap sastra dan sejarah Melayu. Dengan tekad yang kuat untuk melestarikan warisan budaya bangsanya, Munsyi Abdullah menyusun dan membukukan hikayat ini sehingga dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Melalui upayanya, kisah heroik Hang Tuah yang semula hanya beredar dalam bentuk lisan, akhirnya dapat diabadikan dalam bentuk tulisan. Tindakan ini bukan hanya sekadar pencatatan sejarah, tetapi juga merupakan bentuk penghormatan dan kebanggaan terhadap kejayaan masa lalu yang patut dikenang dan dijadikan inspirasi bagi masa kini. Upaya Munsyi Abdullah ini telah memberikan kontribusi besar dalam menjaga identitas budaya Melayu, menjadikan "Hikayat Hang Tuah" sebagai warisan tak ternilai yang terus hidup di hati masyarakat.
Meneladani Kegigihan Hang Tuah
Membaca "Hikayat Hang Tuah" adalah bagai menyelami lautan emosi yang mendalam. Setiap halaman dari hikayat ini tersimpan kisah-kisah heroik dan dramatis yang mampu menyentuh hati pembacanya. Hang Tuah digambarkan sebagai sosok yang memiliki keberanian luar biasa, kecerdasan yang tajam, dan kesetiaan yang tak tergoyahkan kepada rajanya, Sultan Melaka.
Salah satu adegan yang paling mengharukan dari hikayat ini adalah ketika Hang Tuah difitnah dan dijatuhi hukuman mati oleh rajanya sendiri. Meskipun dia merasa dikhianati, Hang Tuah tetap setia kepada rajanya. Dengan hati yang remuk, dia tetap menerima keputusan tersebut tanpa rasa dendam sedikit pun. Adegan ini benar-benar mengajarkan kepada kita tentang arti sebenarnya dari kesetiaan dan pengabdian.
Hang Tuah bukan hanya dikenal karena kesetiaannya, tetapi juga keberaniannya yang luar biasa. Banyak kisah di dalam hikayat ini yang menceritakan tentang pertempuran-pertempuran epik yang diadapinya. Salah satu yang paling terkenal adalah pertempurannya dengan Hang Jebat, sahabatnya sendiri, yang memberontak melawan raja karena ketidakadilan yang diterima oleh Hang Tuah.
Baca Juga : Goethe, Sastrawan Jerman yang Kagumi Islam
Perang saudara ini bukan hanya sebuah pertempuran fisik, tetapi juga pertempuran emosional yang sangat berat bagi Hang Tuah. Dia terpaksa harus memilih antara kesetiaan kepada raja atau persahabatan yang telah dia jalin selama bertahun-tahun. Keputusan yang dia ambil, meskipun sangat berat, menunjukkan betapa teguhnya komitmen Hang Tuah terhadap prinsip-prinsip yang dia pegang teguh.
Nilai Luhur Kisah Hang Tuah
"Hikayat Hang Tuah" adalah lebih dari sekadar cerita pahlawan; ia adalah cerminan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Melayu. Keberanian, kesetiaan, dan pengorbanan yang ditunjukkan oleh Hang Tuah adalah contoh teladan yang patut ditiru oleh generasi saat ini.
Hikayat ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya menghargai dan mempertahankan warisan budaya kita. Dalam dunia yang semakin modern dan global, "Hikayat Hang Tuah" mengajarkan kepada kita untuk tidak melupakan akar dan jati diri kita sebagai bangsa. [Andra Yudistira Haryanto]
KOMENTAR