![]() |
Waliawati wisudawan terbaik UIN Walisongo periode November 2019 |
Ia berhasil mendapatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi, yakni 3.93. Di balik kesuksesannya menjadi wisudawan terbaik, Waliawati memiliki motivasi besar dari keluarganya. Ia mengatakan, doa dan dukungan dari kedua orang tuanya sangatlah berarti.
"Terdekat ibu dan bapak dukung buat kuliah. Dorongan orang tua memang harus lulus, soalnya udah diperjuangan dari awal," katanya.
Lebih lanjut, ia mempunyai komitmen untuk mengangkat derajat ayahnya yang bekerja sebagai kuli bangunan dan ibunya seorang penyuluh. Perempuan asal Garut itu menilai, hanya ilmu yang bisa menentukan tingginya kedudukan seseorang.
"Bukan materi atau harta, tapi ilmu. Orang tua kurang ekonomi. Dulu lulusan SD bapakku, paling srabutan, minyak tanah, jualan batu juga pernah, akhirnya kuli bangunan, ibu honorer," katanya kepada kru IDEAPERS.COM, Selasa (19/11/19).
Baca Juga: Polarisasi Pilpres 2019 Hantarkan Azhar Raih Predikat Skripsi Terbaik FUHum
Kegigihannya untuk kuliah membuat Waliawati tidak pernah merasa minder sedikit pun dengan latar belakang keluarga yang demikian. Ia mengatakan, saat pertama masuk UIN Walisongo, ia membayar biaya kuliah dengan meminjam uang saudaranya. Namun setelah memasuki semester empat, ia mendapatkan beasiswa Bank Indonesia pada tahun 2017 dan bisa membayar UKT sendiri selama dua tahun.
"Awalnya ada yang meragukan. Nekat minjem saudara. UKT 1 juta-an," ujarnya.
Waliawati mengungkapkan, prioroitas utamanya di Semarang adalah kuliah. Ia mengaku selalu hadir saat kuliah jika tidak ada halangan yang mendesak.
"Prioritas utama kuliah. Kalau ada kuliah masuk, karena sebisa mungkin harus usaha kalo pengen jadi yang terbaik. Kalau ga ada alasan buat telat ya tepat waktu, kalau ga ada alasan buat izin juga jangan bolong," tutur Waliawati.
Baca Juga: Cerita Wisudawan Thailand, Pertama Kuliah di UIN Walisongo Hanya Diam
Ia bahkan merasa rugi jika tidak mengikuti pembelajaran kuliah di kelas. Pasalnya, penjelasan dari dosen lebih memahamkan daripada hanya membaca materi dari buku.
"Kalau ga kuliah sempet ngerasa kecolongan, karena lebih enak denger sumber ilmu langsung," ujar gadis kelahiran 23 Desember 1996 itu.
Ia berpesan, ketika ingin menjadi yang terbaik, usaha dan kerja keras sangatlah penting dalam menentukan langkah ke depan. Wisudawan terbaik UIN Walisongo periode November 2019 itu mempunyai rencana untuk melanjutkan jenjang pendidikan di luar negeri.
"Pengen ke Brunei, Ilmu Dalak, atau Hukum Keluarga," katanya. [Rep. Mahfud/ Red. Ma]
KOMENTAR