Mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa Arab itu mengaku terkaget-kaget dengan apa yang diraihnya tersebut. Ia pun begitu mensyukurinya, karena usahanya selama ini berbuah manis.
Menurutnya apa yang diraihnya tidak terlepas dari restu dan doa kedua orangtua, karena hal itu menjadi hal paling utama yang diperlukan dalam mengantarkan kesuksesannya.
"Kalau bagi saya resep paling utama adalah restu dan doa dari orangtua," ujar mahasiswi kelahiran Tegal 29 Maret 1997 silam itu, Rabu (6/3).
Baca Juga: Berkah Wisuda, Permainan Anak Ini Untung Rp 1 Juta Sehari
Dikatakan, selain restu dan doa orangtua, usaha sang anak juga mutlak diperlukan. Tidak cukup sekali, namun usaha dan doa juga harus dipanjatkan agar apa yang diinginkan dapat tercapai.
"Namanya orang pintar itu tidak bisa tiba-tiba pintar. Mereka pasti ada ikhtiar dan usaha," jelasnya.
Dalam belajar, lanjutnya ia memang tidak begitu suka membaca. Namun ia terus berusaha agar betah membaca, caranya yakni menyelinginya dengan menggambar.
"Kalau saya kan suka menggambar, nah saya siasati agar betah membaca itu biasanya dengan menggambar. Menggambar apapun lah yang membuat kita ingin selalu membuka buku tersebut. Kalau tidak suka menggambar, bisa dengan menandai kata/kalimat yang penting dengan pensil warna, jadi suasananya akan menjadi berbeda," tandasnya.
Adapun Anisa merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara. Ayahnya bernama Dirun. Selama bersekolah di MTs N Model Babakan Tegal, ia pernah menjabat sebagai ketua OSIS. Selain itu ia juga pernah menjadi ketua kelas ketika belajar di MAN 1 Semarang. [Rep. Ma'arif/Red. NR]
Artikel Lain:
Mahasiswi Ar-Raniry Meninggal Sehari setelah Sidang, Sang Ayah Gantikan Wisudanya
Ini Nama 14 Wisudawan Terbaik UIN Walisongo Periode Maret 2019
Kisah Perjuangan Mahasiswa Disabilitas untuk Bisa Wisuda dan Pesan Inspiratifnya
Aktif di Organisasi Tak Halangi Taufiq Jadi Wisudawan Terbaik FUHum
Ribetnya Prosesi Wisuda di UIN Walisongo
KOMENTAR