gambar: http://andirezhahidayat.blogspot.com |
Alegori gua merupakan salah satu bagian paling terkenal dalam sejarah filsafat barat. Plato menjelaskan dengan mengemasnya dalam konteks pendidikan.
Plato memberi gambaran sekelompok tahanan yang telah dirantai seluruh tubuhnya hingga tidak bisa bergerak kecuali menghadap ke depan. Mereka hanya bisa melihat bayang-bayang di dinding belakang gua. Yang terpancar dari sekobar api di depan pintu gua.
Suatu hari, salah seorang tahanan dilepaskan dan dipaksa untuk keluar dari gua. Namun, sekobar api membuat matanya silau. Setelah dia beradaptasi dengan api dan orang berlalu lalang di luar, dia mulai terbiasa.
Hal paling awal ditemukan adalah bayangan, kemudian refleksi manusia dan benda yang ada di air. Kemudian mulai dikenalkan dengan matahari sebagai simbol kebenaran. Lalu dipaksanya untuk kembali ke dalam gua, hal awal yang dilakukan adalah memberi informasi pada tahanan lainnya. Namun respon marah yang dia dapatkan. Dalam proses ini, terasa menyakitkan bagi tahanan gua, karena kondisi pemahaman yang berbeda.
Dalam bukunya The Republic disebutkan bahwa alegori gua menunjukkan kepada hubungan antara pendidikan dan kebenaran. Bagi Plato, fungsi penting dari pendidikan bukan untuk memberi kita kebenaran, tetapi untuk mengarahkan kita ke kebenaran. Tetapi tidak semua pendidikan perlu tentang kebenaran.
Plato menjelaskan bahwa pendidikan di mana siswa secara pasif menerima pengetahuan dari profesor adalah salah. Apa yang ditunjukkan alegori adalah:
"Kekuatan dan kapasitas belajar sudah ada dalam jiwa; dan bahwa sama seperti mata tidak dapat berubah dari kegelapan menjadi terang tanpa seluruh tubuh, demikian juga dengan instrumen pengetahuan hanya dengan gerakan seluruh jiwa dapat berubah dari dunia menjadi-menjadi."
Bagi Plato, pendidikan bersifat pribadi dan merupakan transisi dari kegelapan ke cahaya, di mana cahaya mewakili pengetahuan dan kebenaran. Karena itu, Plato percaya bahwa pemikiran kritis sangat penting dalam pendidikan untuk mencapai kebenaran.
Gambaran gua yang mempengaruhi pemikiran Plato, memiliki pendapat bahwa jiwa memiliki tiga bagian. Rasional yang dihubungkan dengan kebijaksanaan yang dapat mengendalikan kepada rasa, keinginan yang dihubungkan dengan kekuatan, dan keinginan dihubungkan dengan nafsu.
Plato percaya bahwa jiwa terpenjarakan dalam tubuh, oleh itu harus dibebaskan dengan mencapai pengetahuan dan mengalami ide-ide. Plato tidak menyuruh lari dari dunia, tetapi hal yang sempurna tidak akan didapatkan di dunia.
Plato merupakan salah satu filosof yang meramaikan dunia pemikiran dan intelektual. Ia terlahIr dari keluarga ternama. Ayahnya bernama Ariston dan ibunya Perictione. Plato mengenal dan menjadi murid Socrates sejak usia muda.
Keruntuhan Athena dan eksekusi gurunya Socrates membuat putus asa terhadap demokrasi, dan merumuskan konsep kepemimpinan politik. Plato mengkombinasikan pengetahuan secara sesuai.
Dalam menyelesaikan persoalan, Plato menjelaskan bahwa manusia berada dalam dua dunia, yaitu dunia pengalaman yang bersifat tetap dan tidak tetap. Karena sesungguhnya dunia pengalaman itu hanya bayang-bayang dari dunia ide. Sedangkan dunia ide merupakan dunia sesungguhnya, yaitu dunia realitas.
Manusia gua hanya sebagai media pembelajaran yang diperluas dengan wawasan pendidikan. Gua sebagai dunia fisik yang ada tidak seperti apa adanya, karena banyak hal besar dari apa yang dipikirkan. Dengan kata lain, menurut Plato, "indera kita hanya memungut bayang-bayang realitas sejati, realitas bentuk atau gagasan. Realitas ini hanya dapat secara akurat dilihat melalui akal, bukan indera fisik." [FRD]
KOMENTAR