
Semarang, IDEApers.com - Keberhasilan UIN Walisongo mencatatkan diri sebagai pemegang rekor MURI dengan kreasi MOB terbanyak pada Senin, (21/08/17) lalu, ternyata tidak semudah yang diperkirakan.
Agar bisa mendapat piagam rekor MURI itu, UIN Walisongo setidaknya harus mengeluarkan dana sekitar 30 juta rupiah. Biaya itu dikeluarkan untuk mengundang pihak MURI ke UIN Walisongo, yakni sebesar 25 juta rupiah dan keperluan MOB sebesar 4-6 juta rupiah.
“Untuk MOB (biaya) sekitar 4 hingga 6 juta, sedangkan untuk MURI sekitar 25 juta”, kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama UIN Walisongo, Suparman Syukur, dilansir dari lpmedukasi.com.
Dalam berita tersebut, pengeluaran dana sebesar itu, kata Suparman, telah melalui izin dari Rektor UIN Walisongo, Muhibbin. Suparman juga mengatakan, Muhibbin pun menyetujui jika kreasi MOB itu bisa memecahkan rekor MURI.Sehingga, kata Suparman, ia bersama jajarannya berharap agar konfigurasi MOB kali ini bisa sukses,
“Karena itu mampu membuat UIN Walisongo dikenal dunia, biaya mahal bukanlah masalah, lebih mahal informasi ke dunia yang sulit dicapai”, katanya.
Suparman menambahkan, jika dana untuk MOB diambil dari UKT mahasiswa dan iuran patungan dari para dosen karena uang dari UKT belum mencukupi. "Karena jika memakai UKT saja, itu jelas kurang," tambahnya.
Terkait anggaran dana tersebut, Muhammad Afit Khomasani selaku DEMA dan Liana selaku koordinator kreasi MOB PBAK UIN Walisongo, mengatakan jika keduanya tidak begitu tahu. Kata Liana, ia hanya bertugas untuk menyukseskan kreasi MOB dan meminta segala keperluan perlengkapan kepada pihak universitas. Sehingga ia tidak begitu tahu terkait berapa anggaran dananya.
"Jujur saya tidak tahu, besaran dana yang dikeluarkan untuk pembuatan MOB dan untuk memecahkan rekor muri. Saya hanya mencatat dan meminta kebutuhan apa saja yang saya butuhkan, dan semua itu dipenuhi di kampus I. Jadi yang membelanjakan segala macam perlengkapan dan kebutuhan MOB adalah pihak kampus I atau pihak akademik," kata Liana, Selasa (22/08/17).
Mengetahui penggunaan dana sebesar itu, Ika Sukma Melati, mahasiswa baru mengatakan seharusnya pihak kampus memiliki uang tabungan untuk acara-acara tertentu, khususnya acara MOB, sehingga tidak membuat UKT menjadi semakin melonjak.
"Seharusnya kampus sendiri punya tabungan atau simpanan buat acara-acara tertentu, terkhusus untuk acara MOB. Sehingga nantinya UKT tidak semakin tinggi dan menjadikan banyak mahasiswa mengeluh. Jadi kampus harus memikirkan dampaknya juga," ujar Ika. [Rep. kn/Red. nk]
KOMENTAR