Sajak Purnama Teater Metafisis UIN Walisongo Jadi Panggung Kreativitas Pegiat Sastra

Semarang, IDEAPERS.COM - Gelaran Sajak Purnama Teater Metafisis Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum) UIN Walisongo Semarang menjadi panggung kreativitas bagi para pecinta dan pegiat sastra. 

Dihelat di Museum Ronggowarsito Semarang, Jumat (28/11/25) malam, sebanyak 30 pegiat sastra tampil ke atas panggung. Dengan iringan alunan musik yang lembut, mereka membacakan puisi karya pribadi dan ada yang membawakan puisi sastrawan ternama. 

Ketua Panitia Sajak Purnama, Muhammad Akrom Falah mengatakan, event kesenian bertema "Mata Membisu" ini menjadi wadah bagi para pencinta sastra. Dia menjelaskan, Sajak Purnama kali ini merupakan yang pertama kali digelar di luar kampus.  

"Awalnya Sajak Purnama hanya diadakan oleh Anak Teater Metafisis karena minimnya wadah sastra, lalu berkembang menjadi acara besar di kampus UIN, dan kini untuk pertama kalinya digelar di luar kampus," ujar mahasiswa prodi Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) itu.

Baca Selengkapnya: Mahasiswa FUHum Resah Barang Hilang di Kelas, Keluhkan Tak Ada Pos Pengumpulan

Ia mengungkapkan, beberapa kendala dialami saat mempersiapkan Sajak Purnama, seperti mencari tempat. Tetapi hal tersebut tidak menyurutkan semangat para anggota. 

"Kami sempat kesulitan mencari tempat karena baru pertama kali keluar dari kampus, hingga akhirnya menemukan opsi yang pas di Ronggowarsito," ungkap dia. 

Belum lagi, kata Falah, persiapan juga dilakukan hanya satu bulan. Padahal, biasanya membutuhkan waktu tiga bulan untuk mempersiapkan acara.  

Falah berharap, Sajak Purnama kali ini bukan hanya untuk internal Teater Metafisis saja, melainkan juga untuk pecinta sastra dan masyarakat luas.

"Karena masih jarang panggung untuk sastra harapan kami dengan acara ini akan dikenal lebih luas dengan menghadirkan audiensi yang banyak," harap dia. 

Baca Selengkapnya: Enam Kehidupan Ma'had Putri UIN Walisongo yang Harus Kamu Ketahui

Disisi lain, Lurah Teater Metafisis, Doni Juliandri, mengungkapkan, jumlah peserta yang hadir pada acara ini sekitar 30 hingga lebih. Terdiri dari beberapa fakultas dan beberapa teater di luar Semarang.

"Ada dari Teater Momento Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK), komunitas paradoks yang berasal dari Kendal ," paparnya.

Sementara, salah satu penampil Sajak Purnama, Ayuba, tampil membawakan puisi karya sendiri berjudul "Bunga Matahariku". Puisi ini berkisah tentang kasih sayang keluarga yang sangat dibutuhkan, terlebih lagi di kalangan anak rantau.

"Tanpa kasih sayang keluarga, seorang anak yang merantau sangat rentan terpengaruh oleh Pandangan yang bisa menyeleweng ke arah yang lebih buruk," kata mahasiswa UIN Walisongo tersebut. 

[Rep. Lena/Red. Lulu]