Semarang, IDEAPERS.COM - Bagi mahasiswa baru, menjalani kehidupan di Ma’had wajib dilakukan sekurang-kurangnya selama empat bulan. Hal tersebut sudah tercantum dalam Surat Keputusan (SK) Rektor 429 Tahun 2024 yang mengatur program pembinaan intensif keislaman (ma'had) bagi mahasiswa baru.
Selama menjalani kehidupan sebagai santri ma'had, berbagai jenis kehidupan tentunya akan dilalui para mahasiswa baru.
Untuk itu, mahasiswa baru perlu mengetahui dinamika kehidupan di lingkungan Ma’had UIN Walisongo Semarang. Beberapa diantaranya yaitu:
1. Di Ma’had, para santri diwajibkan Laundry
Walaupun salah satu tujuan ma’had adalah memberikan pengajaran untuk hidup mandiri, mencuci sendiri dilarang dilakukan di area Ma’had UIN Walisongo Semarang.
Pengurus Ma’had menjelaskan, mencuci baju dilarang karena tidak adanya area untuk menjemur. Terlebih lagi, gedung Ma’had berada di area Kampus II yang dikhawatirkan akan menimbulkan ketidaknyamanan pemandangan di area kampus. Sebagai alternatif lain mahad menyediakan laundry.
2. Larangan memakai celana untuk para santriwati
Di tengah kehidupan anak muda yang banyak berkaca pada gaya kekinian dari dunia fashion, Ma’had UIN Walisongo tetap mempertahankan nilai keislaman dengan mengatur cara berpakaian, khususnya bagi santriwati.
Santriwati ma’had dilarang menggunakan celana di area kampus. Namun begitu, masih banyak santriwati yang terlihat nekat memakai celana dan membalutnya dengan kain, lalu melepasnya di gedung dekat kelas mereka.
Baca Selengkapnya: Mahasiswa FUHum Resah Barang Hilang di Kelas, Keluhkan Tak Ada Pos Pengumpulan
3. Wajib memesan catering yang disediakan ma’had
Beberapa tahun lalu, masalah tentang catering Ma’had UIN Walisongo Semarang sempat ramai dibicarakan. Banyak pro dan kontra yang muncul, mulai dari skandal nasi basi hingga harga catering yang dianggap tidak sebanding dengan apa yang didapat.
Pembenahan masih terus dilakukan pihak ma’had, hingga kini cenderung tidak banyak aduan yang mencuat.
4. Kewajiban jamaah magrib hingga penutupan gerbang di jam malam
Bagi mahasiswa yang aktif di organisasi kampus seperti himpunan jurusan, UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) dan lainnya, aturan ini cukup mengganggu karena banyak kegiatan diskusi non-akademik yang dilakukan di malam hari.
Maka dari itu, banyak mahasiswi yang kejar-kejaran dengan waktu agar tidak kena takzir.
Walaupun mungkin ada beberapa pendamping ma’had yang mengizinkan jika belum kembali saat waktu magrib, banyak juga pendamping yang tidak mengizinkan dalam keadaan apa pun.
Mahasiswi tidak punya akses untuk ikut kegiatan malam karena gerbang ditutup setelah salat Isya serta adanya patroli satpam. Padahal, ma’had putra masih diperbolehkan keluar hingga batas waktu jam 10 malam.
5. Kunci kamar dilarang dibawa
Keamanan Ma’had masih dipertanyakan karena tidak diberikannya kunci pada setiap kamar. Pendamping berpesan agar selalu menyimpan barang berharga di dalam loker yang telah disediakan.
Namun, kunci kamar tidak diberikan dengan alasan agar para pendamping bisa mengontrol segala aktivitas yang ada di kamar.
Baca Selengkapnya: Kenang Mahasiswa KKN Hanyut di Sungai Kendal, DEMA UIN Walisongo Gelar Doa Bersama
6. Larangan membawa setrika
Setrika sangat krusial, terlebih bagi para mahasiswi yang pasti mengenakan jilbab. Jilbab yang tidak disetrika dengan rapi tentu mengganggu kenyamanan.
Memang pada akhirnya diperbolehkan, namun hanya digunakan pada hari libur dan setiap lorongnya hanya diberi satu. Pengadaan setrika di dalam kamar kiranya tidak akan mengganggu ataupun merugikan siapa pun.
Itulah sejumlah hal tentang kehidupan Ma’had Putri UIN Walisongo Semarang yang perlu kamu ketahui sejak awal.
Beragam aturan tersebut tentu menjadi bagian dari proses pembinaan karakter, kedisiplinan, dan kemandirian mahasiswa baru. Meski di beberapa sisi terasa menantang, semua itu diharapkan mampu membentuk pribadi yang lebih tertib, mandiri, dan berakhlak.
[Rep. Lulu/Red. Septian]

KOMENTAR