Mahasiswa FUHum Resah Barang Hilang di Kelas, Keluhkan Tak Ada Pos Pengumpulan

Semarang, IDEAPERS.COM - Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum) UIN Walisongo mengaku resah karena barang yang tertinggal di laci meja di dalam kelas sering hilang. Tidak adanya fasilitas pengumpulan barang yang disediakan juga menjadi keluhan mahasiswa. 

Hal ini dialami oleh mahasiswa jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir (IAT) FUHum, Indana Mualimatul. Dia yang sering menempati Gedung O dan Gedung Q mengluh karena barang yang tertinggal di laci kerap hilang, padahal jangka waktunya sangat pendek.

Ia menceritakan, ketika ia tak sengaja meninggalkan alat make up-nya di gedung O.6 selama dua SKS, barang tersebut pun raib. 

Menurut Indah, hal ini menunjukan minimnya kejujuran antar mahasiswa dan kurangnya fasilitas pengumpulan barang hilang di kampus. 

Baca Selengkapnya: Komdigi Dorong Pemanfaatan AI untuk Tingkatkan Daya Saing Pendidikan Nasional

“Kemaren bedak sama lipstikku ketinggalan, pas aku balik lagi buat ngecek udah engga ada,” tutur Indana kepada IDEAPERS.com di Depan Perpustakaan FUHum, Selasa (26/11/25).

Ia menyayangkan tidak adanya tempat khusus di lingkungan FUHum untuk pengumpulan barang-barang yang tertinggal di laci. Padahal, keberadaan tempat tersebut sangat penting bagi mahasiswa. 

Jika tersedia pos pengumpulan semacam itu, besar kemungkinan mahasiswa yang menemukan barang tertinggal akan terdorong untuk menyerahkannya ke tempat tersebut, alih-alih membawanya pulang.

“Pihak dekanat belum menyediakan pos barang hilang. Padahal, kalau ada tempat seperti itu, kemungkinan besar mahasiswa akan menaruh barang yang ditemukan di sana,” ujar Indah.

Kondisi ini berbeda dengan Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) yang telah memiliki tempat khusus untuk pengumpulan barang hilang. Bahkan, jumlah barang yang terkumpul cukup banyak hingga menumpuk karena belum diambil oleh pemiliknya. 

Baca Selengkapnya: Mahasiswa FUHum Resah Barang Hilang di Kelas, Keluhkan Tak Ada Pos Pengumpulan

Dengan adanya fasilitas ini, mahasiswa yang menemukan barang tertinggal akan langsung mengumpulkannya di tempat tersebut. 

Menanggapi hal ini, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Sukendar menjelaskan, tempat penyetoran barang yang ditemukan di loker kelas sebenarnya berada di bawah kewenangan Satuan Pengamanan (Satpam).

Dengan demikian, kata dia, seluruh barang temuan dapat disetorkan mahasiswa ke pos pengamanan yang berada di Gerbang Kampus ll.

“Nanti akan saya tegaskan kembali dalam rapat dekan bahwa perlu ada pembenahan terkait tempat penampungan barang hilang di pos sekuriti,” tegas Sukendar. 

[Rep. Lulu/Red. Septian]