- Ilustrasi Rentetan Tragedi September Hitam (Doc.IDEAPers.com/Foto.Yogi Zidan) |
Berikut IDEAPers.com merangkum beberapa kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Bulan September.
Tragedi Tanjung Priok
Peristiwa pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terjadi di Tanjung Priok pada September 1980, menjadi sejarah tragedi kejahatan kemanusian di Era Soeharto. Berbagai kritik masyarakat Tanjung kepada kebijakan Orde Baru mengenai Asas Tunggal Pancasila, larangan mengenakan kerudung bagi siswa SMA hingga pengkerdilan partai dan organisasi Islam memicu terjadinya benturan.
Baca Juga: Laju Abad Kemerdekaan Pendidikan di Indonesia
Bentrokan yang terjadi antara militer melawan masyarakat Tanjung Priok menewaskan raturan masa. Ratusan lainnya ditangkap oleh aparat keamanan tanpa melalui prosedur yang jelas. Tragedi tersebut menjadi salah satu peristiwa berdarah dalam sejarah Bangsa Indonesia.
Kematian salim kancil
Salim kancil seorang petani dan aktivis asal Lumajang Jawa Timur meninggal pada 26 September 2015. Salim dibunuh oleh sejumlah preman atas perintah Hariyono selaku Kepala Desa Selok Awar-Awar.
Baca Juga: 5 Info Beasiswa Untuk Mahasiswa Semester 3
Hal itu terjadi akibat protes Salim bersama Forum Komunitas Masyarakat Peduli Selok Awar-Awar terhadap penambangan pasir di desanya yang merusak lingkungan. Pembunuhan Salim menyoroti kehidupan aktivis atau pejuang lingkungan yang melawan ketidakadilan di Indonesia mempunyai jaminan keamanan yang sangat rendah.
Reformasi Dikorupsi
Gedung DPR menjadi saksi bisu gelombang protes mahasiswa tiga tahun lalu. Aksi Reformasi Dikorupsi ini melibatkan ribuan mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia. Mereka menuntut pembatalan revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK) dan Rancangan Undang-Undang (RUU) yang bermasalah.
Baca Juga: 6 Tradisi Unik Peringatan Maulid Nabi di Wilayah Jawa
Demontrasi Reformasi Dikorupsi dibumbui oleh kericuhan aparat dan masa aksi. Bahkan, kepolisisn dalam tragedi itu menangani secara brutal yang terekam di media sosial. Hal itu mengakibatkan sekitar ratusan orang luka-luka dan lima korban meninggal dunia.
Aksi dengan tuntutan yang sama pada saat itu, berlangsung di berbagai wilayah seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, Malanng, Yogyakarta dan beberapa kota lainnya.
Tragedi Semanggi II
Tragedi yang terjadi pada 24 September 1999 ini menjadi salah satu puncak keteganggan politik menjelang runtuhnya Orde Baru. Semanggi II, melanjutkan aksi pada tuntutan keputusan DPR untuk mengsahkan UU Penanggulangan Keadaan Bahaya (PKB).
Setelah itu berbagai lembaga aktivis partai politik, buruh hingga mahasiswa menolak dan menuntut pembatalan UU PKB dengan aksi demomstrasi. Pada aksi Semanggi II terjadi bentrok yang sulit dihindarkan. Mahasiswa mendapat perlakuan yang tragis dari injakan, pukulan, penembakan hingga gas air mata.
Baca Juga: Pasca Perang Politik dan Filsafat 'Maaf'
Ratusan mahasiswa mengalami luka-luka dan 11 warga sipil dinyatakan tewas oleh Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras). Tragedi tersebut menjadi peristiwa pelanggran HAM yang tidak bisa terlupakan dalam September Hitam.
Pembunuhan Munir Said Thalib
Aktivis HAM Munir Said Thalib meninggal dunia akibat diracun dalam pesawat garuda GA-974 saat melakukan perjalanan untuk melanjutkan Strata 2 (S2) di Belanda pada 7 September 2004. Hingga kini motif pembunuhan beserta pelaku masih belum terungkap.
Founder Kontras serta pejuang HAM itu diracun menggunakan Arsenik dengan dosis yang sangat fatal. Hal ini disampaikan oleh Institut Forensik Belanda (NFI) pada November 2004.
Baca Juga: Jalaluddin Rumi, Sufi Perajut Syair Islam
Demikian berbagai kasus pelanggaran HAM hingga demonstrasi yang mengakibatkan luka berat serta kematian masal di Indonesia. Masa berdarah yang terjadi di setiap September dalam jangka tahun setiap masanya, selalu mengingatkan masyarakat Indonesia terhadap HAM yang belum sepenuhnya merdeka. “September Hitam” menjadi lonceng pengingat sekaligus wadah kelam untuk terus memperjuangkan HAM di Indonesia. [Arun]
KOMENTAR