Melaju di Bulan Rabiul Awal, masyarakat Indonesia telah menyambutnya dengan berbagai tradisi yang unik, salah satunya di Pulau Jawa. Bulan Maulid atau bulan kelahiran Nabi Muhammad ini menjadi momentum untuk mendapatkan syafaat dan memperkuat kerekatan dalam bersosial.
Berikut Ideapers.com merangkum enam tradisi unik dalam penyambutan Bulan Maulid Nabi Muhammad SAW di wilayah Jawa.
1.Upacara Sekaten
Upacara yang diselenggarakan oleh Keraton Yogyakarta ini berlangsung selama 7 hari. Upacara Sekaten itu dilaksanakan saat tengah malam yang dimulai dari tanggal 5 hingga tanggal 12 Rabiul Awal.
Penyambutan Bulan Maulid pada Upacara Sekatan diawali dengan mempersiapakan segala peralatan dan abdi dalem yang akan melaksanakan tugas dalam upacara tersebut sebagai bentuk kesakralan. Dilanjutkan dengan menabuh gamelan di dalam Kraton Yogyakarta, tepatnya di Bangsal Ponconiti Tratag Barat dan Timur.
Lalu Sri Sultan menyebarkan udhik-udhik (menabur uang logam) kepada pengunjung maupun pemukul gamelan. Tahap selanjutya, Gamelan Sekatan dipindahkan ke halaman masjid besar.
Gamelan itu dibunyikan pada waktu yang sudah ditentukan sesuai adatnya. Lalu, Sri Sultan yang hadir di Masjid Besar bersama yang lain melakukan pembacaan riwayat Nabi. Tahap tekhir dengan kembalinya Sri Sultan dan pemain gamelan ke kraton.
2. Endog-endogan
Tradisi khas Banyuwangi dari Suku Osing memiliki keunikannya sendiri dalam menyambut Bulan Maulid. Masyarakat beramai-ramai menghiasi telur dengan bunga kertas yang kemudian ditempatkan di pohon pisang.
Kreasi tersebut akan diarak mengelilingi kampung dengan iringan terbangan khas suku Osing. Masyarakat Suku Osing juga tidak lupa membacakan syair pujian pada Kanjeng Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
3. Keresen
Tradisi yang diselenggarakan Di Dusun Mengelo, Mojokorto ini memiliki filosofi yang cukup mendalam. Acara dimulai dengan doa yang dipimpin oleh tokoh agama dan kemudian dilanjutkan dengan perebutan barang-barang yang ada di pohon kersen oleh para warga setempat.
Warga dusun Mangelo ini percaya, bahwa menyimbolkan Pohon Keresen dengan kelahirannya Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam dapat membawa keberkahan, kedamaian dan kesejahteraan.
4.Kirab Ampyang
Desa Loram Kulon, Jawa Tengah menyambut Maulid Nabi dengan tradisi Kirab Ampyang. Tradisi ini diawali dengan mempersiapkan belasan gunungan yang berisikan hasil bumi.
Gunungan tersebut dihiasi dengan ampyang atau kerupuk dan ditambah nasi kepal yang dibungkus dengan Daun Jati. Puncaknya di tandai dengan tokoh para pemuka agama dan masyarakat yang berebut gunungan yang disediakan.
Bagi masyarakat Loram, tradisi Kirab Ampyang di Bulan kelahiran Nabi Muhammad sebagai cara mereka bersedekah kepada orang lain dan menumbuhkan kepedulian.
5. Berayaan
Masyarakat Desa Tambak Poso Sidoarjo menyumbangkan barang keperluan sehari-hari dalam memperingati Bulan Maulid Nabi Muhammad SAW. Mereka meletakan barang tersebut di atas kepala.
Mereka melakukan itu ketika pembacaan Maulid hingga mahallul qiyam. Setelah selesai, masyarakat saling berebut unruk mendapatkan barang keperluan sehari-hari itu.
6. Sebar Udikan
Warga Dusun Sukarejo, Madiun memperingati Maulid Nabi dengan menyebar uang yang telah dilakukan semenjak zaman Eyang Jayeng Sari. Tradisi tersebut diselenggarakan dengan tujuan, supaya masyarakat tidak lupa untuk saling berbagi.
Sebar Udikan dimulai dengan khataman Al-quran dan pembacaan sholawat bersama. Keesokan harinya, mereka melanjutkan acara Sebar Udikan dengan hiburan musik gambrungan, pembagian uang receh dan ditutup dengan doa serta makan tumpeng ayam bersama.
Itulah enam tradisi perayaan unik di wilayah Jawa dalam menyambut Bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Semoga di bulan Maulid Nabi ini kita mendapatkan syafaatnya!
[Juli]
KOMENTAR