Di halaman Gedung Q Terlihat jelas ikon tulisan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum), kondisi libur tampak mulai sepi dari aktivitas seperti biasanya (Doc:ideapers.com/Riska). |
Menurut Sakdullah saat proses ujian munaqosah mahasiswa harus bisa memahami isi dan poin skripsi. Sehingga kata dia, saat presentasi dihadapan dosen penguji mahasiswa tidak perlu membaca menggunakan teks.
“Karena ada beberapa dosen penguji di TP itu bagi saya, style sangat the point atau killer, gak usah baca, apa yang sudah kamu ingat, poinnya aja,” paparnya ketika ditemui, pada Senin (11/12/23).
Baca Juga : Ditutup 22 Desember, Ini 4 Syarat Wajib Pendaftaran Munaqasah Di FUHum
Selanjutnya, dia mengungkapkan tips lulus ujian munaqosah, ketika mahasiswa mempresentasikan tugas akhirnya sesuai dengan apa yang ada dalam skripsi.
"Mahasiswa itu konsisten dalam apa yang diucapkan dan apa yang ditulis," ungkapnya.
Selain itu Sakdullah mengutarakan bahwa dosen penguji tidak berkenan saat mahasiswa menjelaskan di luar konteks. Dia menilai, mahasiswa perlu menguasai poin penting dalam skripsinya sehingga dapat menjelaskan dengan lugas.
“Dan bahkan ada dosen penguji wabil khusus di TP itu ada yang gak mau bertele-tele, PPT enggak usah dibaca semua, sampaikan saja, masalahnya apa, kemudian temuannya apa, teorinya siapa, hasilnya apa,” tegasnya.
Baca Juga : UIN Walisongo Rekrutmen Penerima Bantuan UKT 2023, Ini Persyaratannya
Selain itu, Sakdullah mengingatkan saat munaqosah naskah akan dicek dan dibaca kembali oleh dosen penguji, menurutnya, hal itu sebagai bentuk orisinalitas yang dibuat mahasiswa.
"Jadi standarnya bagi saya pribadi tidak plagiat, masih bisa diselamatkan, kalo masalah salah langkah masih bisa direvisi," ujarnya.
Karena kata dia, dosen penguji bisa mendeteksi plagiat tanpa menggunakan Artifficial Intelegent (AI), bisa dengan cara insting, dengan melihat kebiasaan mahasiswa saat proses pembelajaran hingga cara mahasiswa berkomunikasi.
"Dari kalimat, gaya bahasa literasi kita sak males-malese dosen yo tetep moco, apalagi kita bisa mendeteksi mahasiswa yang lagi kita ajar, tahu bagaimana pelajaran pengolahan bahasa cara komunikasinya," jelasnya.
Baca Juga : Urgensi Pedagogi Kritis Pendidikan Indonesia
"Atau dari karya-karya pas kuliah, lah itu bukan bahasamu, dari kebiasaan sudah terdeteksi secara ilmiah, jadi utamanya insting," lanjutnya.
Kemudian bagi jurusan TP, kata Sakdullah, mahasiswa harus mengajukan tugas akhir berupa tema dan permasalahan yang selaras dengan jurusan.
“Dari konten skripsinya harus sesuai dengan ke-TP an,” pungkasnya. (Rep.Ayu/Red.LW)
KOMENTAR