Gedung Fakultas Kedokteran UIN Walisongo Semarang (Dok. Ideapers.com) |
Semarang, IDEAPERS.COM - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang tengah mengejar percepatan pendirian Fakultas Kedokteran (FK). Namun, sejumlah mahasiswa hingga dosen menilai pendirian FK belum siap, terutama dalam hal sarana dan prasarana.
Pasalnya, pendirian FK harus mengalihkan gedung perkuliahan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) di lantai 2 gedung IsDB Kampus III UIN Walisongo Semarang. Dan mahasiswa FDK harus melakukan kegiatan perkuliahan secara online.
Sebagaimana Surat Keterangan Dekan No. 2085/Un.10.4/D1/DA.04.07/05/2023 tentang pemberitahuan penerapan sistem kuliah secara online bagi seluruh dosen hingga mahasiswa FDK yang melakukan kegiatan perkuliahan di lantai 2 gedung IsDB Soshum.
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), Rima Maratus Sholiha menilai pendidiran FK belum siap dalam hal sarana dan prasarana. Apalagi, kata dia harus sampai menggunakan gedung fakultas lain yang masih aktif digunakan.
"Kurang banget (Persiapan FK), karena jika pengin mengadakan fakultas kedokteran harusnya bikin gedung lagi, jangan nyusahin kita yang dirugikan. UKT nya mahal, fasilitas nya kurang," ungkap Rima saat diwawancarai oleh Kru IDEAPERS.COM, pada Sabtu (15/07/23).
Selain itu, Dosen Fakultas Dakwah, Sulistio juga merasakan imbasnya terhadap peralihan kuliah online mahasiswa FDK lantaran gedung digunakan untuk FK.
Baca Juga : Fakultas Kedokteran UIN Walisongo Gandeng 4 Rumah Sakit di Semarang
"Saya termasuk yang harus perkuliahan online. Saya hanya satu makul yang tidak di gedung IsDB jadi merasakan betul," kata dia, ketika diwawancarai IDEAPERS.COM, pada Selasa (18/07/23).
Oleh karena itu, ia mengatakan adanya FK menjadi sebuah kemajuan dan perkembangan bagi UIN Walisongo. Namun, menurutnya pendirian FK keputusan yang terburu-buru, karena masih banyak hal belum siap bahkan harus mengorbankan fakultas lain yang sudah ada.
“Saya juga merasakan ada pengambilan keputusan yang terburu-buru, namun pengambilan keputusan yang terkesan terburu-buru juga terkait proses perijinan, kemudian persiapan,” ungkap dosen Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) itu.
Gunakan Labolatorium FST
Koordinator Asisten Laboratorium Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Ahmad Febri Yansah mengatakan labolatorium FST nantinya juga akan digunakan untuk FK. Padahal, kata Febri, saat ini alat-alat di lab masih kurang untuk mahasiswa di fakultasnya.
"Untuk mencukupi kegiatan praktikum yang sangat banyak kayaknya lab nya sudah over kapasiti. Jadi harus nya digunakan maksimal tapi berhubung orangnya banyak jadinya kaya gini," jelas mhasiswa Prodi Biologi itu, saat diwawancarai Kru LPM IDEA, pada Selasa (18/7/23).
Febri mengatakan, hal ini menjadi indikator jika pendirian FK UIN Walisongo belum siap dalam segi sarana dan prasarana.
"Tentunya sangat tidak bagus dan menunjukkan kurangnya persiapan UIN Walisongo dalam mempersiapkan tempat," ungkap mahasiswa angkatan 2020 itu.
Baca Juga : Imbas Pembukaan Fakultas Kedokteran Mahasiswa FDK Mengeluh Tak Dapatkan Ruang Kelas
Mahasiswa Biologi Murni berinisial FA juga menilai kalau UIN Walisongo terlalu memaksakan adanya FK, melihat belum ada ruang kelas atau laboratorium yang disiapkan.
"UIN belum siap dengan adanya fakultas kedokteran, tapi ya kita doakan saja yang terbaik, dan jangan sampai malah jadi PR lebih buat UIN, karena kurangnya ruang kelas," kata FA saat diwawancarai Kru IDEAPERS.COM, pada Senin (17/07/23).
Sementara itu, Kepala Jurusan (Kajur) Biologi Murni, Baiq Farhatul Wahidah, mengatakan penggunaan laboratorium terpadu untuk praktikum bersama merupakan hal yang wajar.
"Tetapi karena lab kolaborasi, maksudnya lab terpadu, jadi digunakan oleh semua itu konsekuensi. Namanya juga lab terpadu berarti siap digunakan untuk semua. Berat memang, terutama untuk praktikum," kata Baiq, Selasa (18/07/23).
"Tapi saya kira harus legowo apabila nanti lab kita digunakan oleh FK, tidak semua lab tapi beberapa," lanjut dia.
Namun menurut Baiq, pihak universitas perlu mempertimbangkan kebutuhan dan kenyamanan mahasiswa di semua fakultas termasuk FDK maupun FST.
"Sehingga kita pasti berharap jika univ harus memperhatikan fasilitas dan mengoptimalkan dengan cara yang efisien dan adil dari pengaturan jadwal ruangan, peningkatan infrastruktur kalo memungkinkan. Jadi menjadi langkah-langkah untuk yang perlu dipertimbangkan untuk masalah tersebut," tutur Baiq. [Rep. Ayu Sugiarti, Dian Ananda/ Red. Gita Fajriyani].
KOMENTAR