Yusri Kamilatul Huda wisudawan terbaik saat diwawancarai Kru.IDEAPERS di ISdB FST UIN Walisongo pada, Selasa (23/05/23). (Dok.Ideapers.com) |
Semarang, IDEAPERS.COM - Mahasiswi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi (FST), UIN Walisongo Semarang, Yusri Kamilatul Huda berhasil meraih dua predikat terbaik, yaitu wisudawan terbaik di tingkat fakultas dan skripsi terbaik di tingkat universitas.
Di sisi lain, Yusri beranggapan bahwa skripsi merupakan mata kuliah tersulit selama masa kuliah. Dalam pengajuan judul misalnya, dia mengaku judul pertama yang diajukan berkaitan dengan matematika murni ditolak. Yusri pun berusaha mencari judul matematika lain, hingga akhirnya diterima lantaran berkaitan dengan agama.
"Skripsi adalah matkul tersulit selama disini. Tentu pertama skripsi saya ditolak, awalnya judul skripsi saya tentang matematika murni. Ternyata dibalik penolakan itu, saya memutar otak untuk membuat judul lagi," kata mahasiswi angkatan 2019 itu.
Mahasiswa asal Tasikmalaya itu, mengatakan dirinya menyelesaikan tugas akhir dalam kurun waktu kurang lebih selama enam bulan.
"Pembuatannya dari Oktober 2022, sampai kemarin sidangnya April 2023," ujar Yusri.
Adapun skripsi Yusri yang berhasil memperoleh predikat terbaik itu, berjudul "Pengembangan Modul FAMA (Faraid Matematika) Berbasis Kitab Matan Rahbiyyah Karya Syekh Muhammad al-Rahby".
Dia mengaku, dirinya tidak menyangka dan tidak mengetahui bahwa tulisannya dinobatkan sebagai skripsi terbaik tingkat universitas.
"Dan ini yang skripsi terbaik universitas, saya pertama gak menyangka banget bisa ada diposisi ini, karena sebelumnya tidak diberitahu, belum tahu sama sekali," kata Yusri, kepada kru IDEAPERS.COM, Selasa (23/05/23).
Selain mendapatkan predikat skripsi terbaik, Yusri juga memperoleh label sebagai wisudawan terbaik di FST. Yusri dinyatakan lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sebesar 3,95.
Selama kuliah, Yusri menceritakan dirinya telah melewati banyak kendala, termasuk ketika bimbingan tugas akhir yang harus selalu menunggu dosen pembimbing (dosbing). Selain itu, dia menyatakan tidak memiliki kendaraan sehingga harus naik bus dan berjalan kaki juga menjadi kendalanya selama kuliah.
Baca Juga : Capai Omset Hingga Rp 2 Juta, Mahasiswi Ini Manfaatkan Momen Wisuda Dengan Berjualan Buket
"Kendalanya tentu banyak, seperti dosennya susah ditemui. Kesininya (Kampus), dari kos naik bis, dan dari gerbang kesini jalan kaki, itu rasanya capek banget," katanya.
Untuk kegiatan selain kuliah, Yusri menambahkan, dirinya juga melakukan pekerjaan sambilan seperti mengajar sebagai guru privat. Menurut dia, kegiatan itu tidak mengganggu dalam proses penyelesaian tugas akhir. Lalu Yusri juga menyebut dirinya salah satu penerima beasiswa BAZNAS selama dua tahun atau sejak semester lima.
Lebih lanjut, Yusri mengucapkan rasa syukur serta dukungan yang telah diberikan kampus selama proses kuliahnya.
"Saya mengucapkan Alhamdulillahi rabbil alamin atas apresiasi yang telah diberikan oleh UIN Walisongo," ujarnya.
Terakhir, dia menyampaikan pesannya kepada seluruh mahasiswa akhir yang sedang dalam proses menjalani tugas akhir.
"Bagi yang skripsian, terus semangat, jangan sampai kendor, jangan sampai lengah apalagi sampai kehilangan semangat, karena sulit mengembalikan semangat lagi. Bagi yang belum skripsian, terus semangat kuliahnya, jangan menyepelekan IPK, meskipun IPK bukan segalanya," pungkasnya
Diketahui, UIN Walisongo menggelar pelepasan wisuda periode Mei 2023, di auditorium II Kampus III. Acara itu, diikuti oleh 762 wisudawan dari total delapan fakultas UIN Walisongo. [Rep. Rifky Adi/Red. Dian]
KOMENTAR