Dokumentasi. Suara.com |
Turunnya Al-Qur'an terjadi secara berangsur-angsur dalam kurun waktu bertahun-tahun. Al-Qur'an diturunkan melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW, dan ayat pertama yang diturunkan adalah QS. Al-'Alaq ayat 1-5 tepatnya ketika Rasulullah berada di Gua Hira pada tahun 610 M.
Ada dua tahapan dalam proses diturunkannya Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW. Pada proses pertama, Al-Qur'an yang diturunkan dari Lauh Mahfudz ke Baitul Izzah atau langit dunia berupa kitab yang utuh dan diturunkan ketika malam Lailatul Qadar.
Sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a bahwa, "Al-Qur'an itu diturunkan pada Lailatul Qadar secara sekaligus, kemudian diturunkan lagi berdasarkan masa turunnya sebagian demi sebagian secara berangsur pada beberapa bulan dan hari".
Sedangkan pada proses kedua, Al-Qur'an diturunkan secara berangsur-angsur melalui Malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW. Peristiwa diturunkannya Al-Qur'an ke bumi terjadi dalam kurun waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari, dengan QS. Al-'Alaq ayat 1-5 sebagai wahyu pertama yang diturunkan.
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya."
Pada turunnya wahyu yang pertama ini, Rasulullah Saw yang masih tidak bisa membaca (ummi). Sehingga, ketika Malaikat Jibril menyerukan Nabi Muhammad Saw untuk membaca firman Allah ini, Rasulullah Saw tidak bisa mengikuti yang diucapkan Malaikat Jibril.
Setelah peristiwa itu, Nabi Muhammad Saw pulang ke rumah dalam keadaan yang gelisah. Bahkan, membuat badan Rasulullah Saw menjadi menggigil bahkan sampai demam. Setelah sampai di rumah, Rasulullah meminta Siti Khadijah untuk menyelimuti dan menemani Rasulullah hingga dirinya kembali menjadi tenang.
Waktu yang dibutuhkan dalam proses turunnya Al-Qur'an dari Malaikat Jibril ke Nabi Muhammad Saw selama hampir 23 tahun, lebih tepatnya 22 tahun 2 bulan 22 hari. Proses turunnya Al-Qur'an dibagi menjadi 2 periode berdasarkan wilayah turunnya Al-Qur'an, yaitu periode di Makkah dan Madinah.
Pada periode pertama, ketika Al-Qur'an diturunkan di Makkah berlangsung selama 12 tahun 5 bulan 13 hari. Periode ini terjadi ketika Rasulullah Saw sebelum melakukan hijrah ke Madinah. Ayat Al-Qur'an yang diturunkan di Makkah dinamakan dengan ayat Makkiyah.
Pada periode kedua, Al-Qur'an turun ketika Nabi Muhammad Saw telah melakukan hijrah ke Madinah. Di Madinah, Al-Qur'an turun dalam kurun waktu 9 tahun 9 bulan 9 hari. Ayat Al-Qur'an yang diturunkan di Madinah dinamakan dengan ayat Madaniyyah.
Ayat per ayat Al-Qur'an diturunkan dengan menyesuaikan problematika sosial, krisis moral, keagamaan pada masa itu, dan juga kisah-kisah para Nabi terdahulu dengan hikmahnya. Al-Maidah ayat 3 menjadi ayat terakhir yang diturunkan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Saw, tepatnya ketika musim haji terakhir (wada') di Padang Arafah, hari Jumat setelah ashar.
"...Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu..." (QS. Al-Maidah ayat 3).
Pada malam Nuzulul Qur'an yang jatuh setiap tanggal 17 Ramadan, menjadi malam yang penuh keberkahan dan dilipatgandakan pahala umat Islam yang beribadah oleh Allah SWT.
Keutamaan Malam Lailatul Qadar
Adapun malam yang ditandai sebagai peristiwa diturunkannya Al-Qur'an dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah ini, memiliki keistimewaan serta keutamaannya di dalamnya.
Salah satu keistimewaannya yakni diturunkannya Al-Qur'an sebagai pentunjuk dan pedoman hidup manusia, untuk menjadi penjelasan serta pembedaan antara yang hak dan yang batil. Adapun beberapa keutamaan malam Lailatul Qadar, diantaranya:
1. Malam Lailatul Qadar menjadi malam turunnya Al-Qur'an
Proses turunnya Al-Qur'an terjadi dalam dua tahap, pada tahap pertama yaitu turunnya Al-Qur'an dari lauh mahfuz ke langit. Peristiwa ini terjadi di malam Lailatul Qadar.
Hal ini disebutkan dalam surat al-Qadr ayat 1,
Artinya: “Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur’an itu pada malam lailatul qadar” (QS al-Qadr: 1)
2. Malam Lailatul Qadar menjadi malam yang penuh berkah
Malam penuh berkah ini dijelaskan dalam firman Allah dalam surat Ad-Dukhan ayat 3,
Artinya: “Sesungguhnya kami turunkan Al-Qur’an itu pada malam yang penuh berkah (malam lailatul qadar).” (QS ad Dukhan: 3)
3. Malam Lailatul Qadar menjadi malam yang penuh Hikmah
Dilansir dari laman NU Online, pada malam Lailatul Qadar, Allah memberitahukan kepada para malaikat mengenai apa yang terjadi di kalangan para hamba sampai datangnya Lailatul Qadar pada tahun berikutnya.
Allah memberitahu kepada mereka siapa saja yang lahir, mati, ditimpa musibah, sakit, sehat, dilapangkan rezekinya, disempitkan rezekinya dan lain sebagainya dalam kurun satu tahun ke depan.
Tafsir al-Qurthubi, an-Nasafi, dan lainnya menjelaskan bahwa itulah makna dari surat ad-Dukhan ayat 4,
Artinya: “Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah” (QS ad-Dukhan: 4)
4. Malam Lailatul Qadar menjadi malam yang lebih baik daripada seribu bulan
Kebaikan yang dikerjakan dimalam Lailatul Qadar lebih baik daripada kebaikan yang dikerjakan selama seribu bulan di hari-hari biasanya. Hal itu disebutkan dalam firman Allah, surat al-Qadr ayat 3,
Artinya: “Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan” (QS al-Qadr: 3)
5. Turunnya para malaikat di malam Lailatul Qadar untuk berdoa
Para malaikat yang turun dari langit ke lapisan bumi untuk mendoakan hamba yang menghidupkan malam Lailatul Qadar. Sebagaimana dalam firman Allah, surat al-Qadar ayat 4,
Artinya: “Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan” (QS al-Qadr: 4).[Rifky Adi].
KOMENTAR