Semarang, IDEAPERS.COM- Belum lama ini, Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menyelenggarakan acara wisuda untuk 1.530 mahasiswanya. Euforia wisuda nampak jelas dari bagaimana acara tersebut diselenggarakan.
Berbeda dengan momentum wisuda di masa pembatasan kegiatan ketika Covid-19 melonjak yang begitu sepi, wisuda pada Selasa (23/8) kemarin kembali ramai oleh para wisudawan dan keluarganya.
Tidak hanya itu, mulai dari depan gerbang kampus tiga UIN Walisongo hingga area pelataran auditoriumnya, juga disesaki oleh para penjual souvenir wisuda seperti buket bunga dan boneka.
Di antara lalu lalang para wisudawan berikut keluarga serta kawan-kawannya, seorang pedagang buket bunga mencoba peruntungan dengan menawarkan barang jualannya.
Ia adalah Kirman, warga Klaten, Jawa Tengah yang mengaku sudah empat tahun terakhir konsisten melakoni pekerjaannya sebagai penjual buket wisuda.
Baca juga: Sempat Diragukan Masuk PAI, Wahyu Berhasil Raih Gelar Wisudawan Terbaik FITK
Kirman yang sudah berusia setengah abad itu mengatakan hanya berjualan ketika momen wisuda saja. Berbagai acara wisuda di sejumlah kota pun ia datangi.
"Biasanya saya jualan kalau ada acara wisuda. Di Jogja, Semarang, Salatiga, hingga Ponorogo juga sudah pernah ke sana," ungkapnya.
Kirman menuturkan, dirinya mendapatkan bagian 20 persen dari hasil jualannya.
"Karena saya tidak stok sendiri, saya ambil dari bos, jadi istilahnya kayak bagi hasil," jelas Kirman.
Hasil yang didapatkannya dari menjual buket wisuda itu pun tidak menentu. Bisa banyak, bisa juga sedikit.
"Kalau ramai bisa samai 700, tapi kalau sepi kadang dapat 200, itu belum dibagi hasil," imbuhnya.
Meskipun begitu, Kirman tetap tegar dan tabah dalam mencari nafkah untuk keluarga tercinta.
Bagi Kirman penghasilan dari berjualan buket akan ia syukuri berapapun nominalnya. Ia tidak mempermasalahkan banyaknya laba yang ia peroleh setiap kali berjualan.
Ia juga mengatakan jika anak-anaknya menjadi penyemangat untuk tetap mengusahakan yang terbaik, terutama bagi kelanjutan hidup keluarga mereka.
Karena hal ini pulalah, Kirman selalu merasa senang acapkali pelanggan membeli buket untuk diberikan kepada orang yang mereka cintai.
Baca juga: Tak Dapat Jatah Kursi, Nenek Wisudawan Rela Tunggu Cucunya di Trotoar
Sembari menunggu calon pembeli, ia bercerita jika setiap kali barang dagangannya dibeli, ia menyelipkan harapan yang besar untuk yang akan diberikan buket tersebut.
Kirman turut memberikan ucapan selamat dan rasa bangga untuk perjuangan yg sudah dilalui.
"Semoga dengan bunga yang saya jual, bisa menjadi perantara doa bagi para wisudawan mendapatkan langkah yang baik di kehidupannya setelah lulus," tuturnya.
Ia menjelaskan bawa sebenarnya, menjadi penjual buket wisuda saja tidak dapat menutup kebutuhan keluarganya. Terlebih tidak setiap hari ada acara wisuda.
Untuk memenuhi perputaran ekonomi di keluarganya, Kirman dibantu sang istri yang berprofesi sebagai penjahit.
"Kadang saya juga jadi supir panggilan atau ke kebun, kalau ada yang minta," ucapnya.
Informasi terkait acara wisuda biasanya Kirman dapatkan dari teman-temannya maupun grup media sosial Facebook. [Rep.Zaqia Ulfa/Red.AI]
KOMENTAR