Dalam kehidupan beragama, Al-Qur'an dikenal sebagai kitab suci agama Islam. Namun berbeda dengan apa yang tertulis di dalam Al-Qur'an itu sendiri. Di mana Al-Qur'an bukanlah kitab yang dikhususkan untuk muslim saja, melainkan diturunkan untuk semua umat manusia.
Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Ali Imran ayat 138 yang artinya: "Ini (Al-Qur'an) adalah penerangan bagi seluruh manusia dan petunjuk serta peringatan bagi orang-orang yang bertakwa."
Pakar tafsir Indonesia, Quraish Shihab, dalam tafsir Al-Misbah menjelaskan kata "ini" yang dimaksud adalah Al-Qur'an baik sebagian maupun secara keseluruhan ayat-ayatnya. Di mana Al-Qur'an berfungsi sebagai penerang, petunjuk, serta pengingat.
Penerang yang memberi keterangan dan menghilangkan kesangsian serta keraguan bagi seluruh manusia. Petunjuk yang memberi bimbingan -masa kini dan yang akan datang- menuju ke arah yang benar. Serta peringatan yang halus dan berkesan menyangkut hal-hal yang tidak wajar bagi orang-orang yang bertakwa.
Baca Juga: Kitab Tafsir Al-Qur'an yang Bisa Dijadikan Rujukan Sepanjang Masa
Di dalam Al-Qur'an terdapat keterangan bahwa ia menjadi penerang bagi manusia agar dapat menemukan jalan kebenaran. Namun sayangnya tidak semua orang menjadikan Al-Qur'an sebagai petunjuk yang dapat dipetik pelajaran serta hikmahnya. Petunjuk yang terkandung di dalam Al-Qur'an tidak hanya untuk masa ketika wahyu tersebut diturunkan, melainkan berlaku sepanjang waktu.
Selanjutnya, Al-Qur'an adalah peringatan yang di dalamnya dapat diambil hikmah serta pelajaran dari sunnatullah yang terjadi di masyarakat. Menurut Quraish Shihab, sunnatullah adalah kebiasaan-kebiasaan Allah dalam memperlakukan masyarakat.
Hukum alam merupakan kebiasaan-kebiasaan yang dialami manusia. Dari kebiasaan tersebut hukum-hukum alam dirumuskan dan semua orang tidak bisa lari darinya. Hukum alam ini bersifat umum dan pasti, jadi tidak satu pun orang yang bisa melepaskan diri dari sanksi ini.
Quraish Shihab mencontohkannya dengan masyarakat yang tidak membedakan antara halal dan haram. Karena hal itu mereka akan terbentur oleh malapetaka, kesesatan hingga kematian. Ini semata-mata sanksi otomatis dari perbuatan tersebut. Karena akhir dari segala pelanggaran hukum alam adalah kepunahan.
Baca Juga: Memahami 8 Inti Ajaran Kitab Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Qur'an
Lalu apa keterkaitan antara Al-Qur'an sebagai penerangan bagi seluruh umat manusia dan hukum alam ini?
Al-Qur’an, kitab pertama yang mengungkap adanya hukum-hukum yang mengatur kehidupan masyarakat. Kitab suci itu berfungsi mengubah masyarakat dan mengeluarkan anggotanya dari kegelapan menuju terang benderang, dari kehidupan negatif menuju kehidupan positif. Al- Qur’an memang penerangan bagi seluruh manusia, petunjuk, serta peringatan bagi orang-orang yang bertakwa.
Pernyataan Allah ini menjadi penjelasan untuk manusia, juga mengandung makna bahwa Allah tidak menjatuhkan sanksi sebelum manusia mengetahui sanksi itu. Dia tidak menyiksa manusia secara mendadak, karena ini adalah penjelasan, petunjuk jalan, lagi peringatan. [Diah]
KOMENTAR