Fauzia Rohmah isudawan terbaik Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo |
Organisasi kampus yang diikuti Fauziyah antara lain Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) FSH, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Justisia, dan Forum Kajian Hukum Mahasiswa (FKHM).
Sedangkan di luar kampus ia bergiat di Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (Permahi) Jawa Tengah dan Sahabat Komisi Yudisial (SKY). Bahkan ia pernah menjadi pengurus harian Sebagai Bendahara FKHM dan Sekretaris SKY.
Baca Juga: Berikut Deretan 16 Wisudawan Terbaik UIN Walisongo Periode Januari 2020
Aktivitas organisasi tidak menggangu proses belajarnya di dunia akademik. Menurutnya, hal yang ia dapatkan lewat organisasi justru mendukung proses pembelajaran di kelas.
"Kalo organisasi ada nilai plus-nya, kenal banyak teman. public speaking juga. Apalagi anak Hukum, sering diskusi tentang suatu kasus. Jadi aku paham kasus apa gitu. Jadi bikin diskusi di kelas jadi lancar. Biasanya dosen memberi nilai dari keaktifan orang," tuturnya kepada kru IDEAPERS.COM, Selasa, (28/01/20).
Baca Juga: Wisuda 773 Mahasiswa, Rektor UIN Walisongo Tegaskan Pentingnya Peran Orang Tua
Mahasiswi asal Palembang itu memiliki tekad untuk bisa menjalankan proses belajar di kampus, kegiatan di organisasi, dan juga statusnya sebagai santri di Pondok Pesantren Mbah Rumi Ngaliyan. Meski terkadang sulit membagi waktu, ia tidak ingin mengorbankan salah satunya.
"Aku cuma berusaha membagi waktuku di pondok, kuliah, dan organisasi. Aku pengen semuanya berjalan lancar. Kalau pondok cuma malam ngajinya. Kuliah pagi, siang, sore. Kegiatan organisasi juga gak tiap hari harus ada," ujarnya.
Baca Juga: Alumni MA TBS Kudus Jadi Wisudawan Terbaik FUHum
Dengan judul skripsi "Wakaf Tunai Produktif sebagai Upaya Progresif Peningkatan Kesejahteraan Umat (Studi Pada Pengurus Daerah Al Washliyah Cirebon)", Fauziyah berhasil mewujudkan impiannya lulus semester tujuh. Gadis berumur 22 tahun itu mengatakan, proses penulisan skripsi hanya dilakukan dalam waktu satu minggu.
"Di-acc bulan september tapi Dsember baru ngerjain, bab dua smpai bab lima seminggu," katanya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa orang tua menjadi faktor yang membuatnya termotivasi selama belajar di Semarang. Menurutnya, orang tua memiliki peran penting bagi kesuksesannya.
"Orang tua selalu mendoakan, menyemangati ketika mengerjakan skripsi. Dari perkataan orang tua yang selalu menyuruh sabar. Meskipun oang tua tidak selalu mengucapkan selamat, pasti selalu ada di setiap doa," ungkap Fauziyah.
Baca Juga: Mengenal Romza, Wisudawan Terbaik FST yang Suka Fisika Sejak MA
Setelah lulus, wisudawan terbaik FSH UIN Walisongo itu berencana melanjutkan jenjang pendidikan S.2 masih di bidang hukum.
"Kemungkinan dapat beasiswa di UIN. Cuma pengen ambil Hukum Murni. Pengen mendalami Hukum Bisnis. Kalo di sini kan gaada," pungkasnya. [Rep. Fine/ Red. Mahfud]
KOMENTAR