
Semarang, IDEAPERS.COM - Kelompok mahasiswa program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler ke-73 UIN Walisongo Posko 115 Desa Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang menggagas Taman Pendidikan Al- Qur'an (TPQ) khusus bagi para lansia.
TPQ khusus lansia ini menjadi salah satu program kerja dari kelompok KKN Posko 115 bidang Pendidikan dan keagamaan. Alasan menggagas program ini karena banyak lansia di desa ini yang masih awam pengetahuan membaca Al- Qur'an.
Wiwik, warga setempat menyatakan, para lansia di desa ini banyak yang masih belum bisa membaca Al- Qur'an lantaran minimnya tenaga pengajar. Ditambah, sebelumnya, belum ada inisiatif dari warga untuk membentuk TPQ khusus lansia.
“Di Desa Sumogawe, khususnya Dusun Pringapus masih banyak para lansia yang masih belum bisa mengaji dan memahami huruf hijaiyah. Karena kurangnya tenaga pengajar untuk mengajar mengaji dan karena memang belum ada sama sekali yang mau membentuk TPQ khusus untuk lansia” tuturnya.
Baca Juga: UIN Walisongo Umumkan Pilihan Lokasi KKN Mandiri ke- 9
TPQ khusus lansia ini mulai dilaksanakan pada hari Sabtu (02/11/19) lalu di rumah warga setempat. Dalam pengelolaannya, tenaga pengajar berasal dari mahasiswa sendiri dan akan dilanjutkan oleh para warga.
Lastri, tenaga pengajar dari TPQ Masjid Dusun Pringapus mengapresiasi tim KKN UIN Walisongo yang telah membentuk wadah bagi para lansia untuk belajar Al- Qur'an. Ia berkomitmen akan melanjutkan pembelajaran saat mahasiswa menyelesaikan masa KKN.
"Adanya program dari teman-teman KKN yang membentuk dan memulai pengajaran kepada lansia di Dusun Pringapus. Jika teman-teman sudah pulang ke Semarang saya bisa melanjutkan pengajarannya. Karena sudah ada wadahnya, jadi Insyaallah saya hanya tinggal melanjutkannya saja” katanya.
Baca Juga: Begini Tata Cara Pendaftaran KKN Mandiri UIN Walisongo Tahun 2019
Ainur Rofida, peserta KKN Reguler ke-73 UIN Walisongo Posko 115 Desa Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang mengaku merasa kesulitan dalam mengajar para lansia. Menurutnya, penyebab dari hal itu yaitu kendala untuk menangkap materi karena faktor usia.
“Lumayan sulit untuk mengajar ibu-ibu yang sudah lansia, karena penangkapan materinya sudah mulai berkurang," ujarnya.
Ainur menambahkan, tenaga pengajar harus punya kesabaran tinggi agar materi yang disampaikan dapat dipahami dengan baik.
"Yang mengajar harus lebih ekstra sabar dalam mengajar agar ibu-ibu yang diajar paham dengan materi yang disampaikan” imbuhnya. [Rep. Mahfud/ Red. Ma]
KOMENTAR