"Saya hanya ingin kita semua menerima kenyataan bahwa kita dilahirkan sendiri dan kita mati sendirian."
Dari sejak saya mulai beranjak dewasa, saya dituntun untuk menuju pintu. Sebuah pintu yang di dalamnya berisi pernyataan bahwa "kamu dengan kelamin yang kamu punya harus mempunyai pasangan hidup". Lalu, setelah pernyataan itu, ada lagi simbol-simbol yang akan saya dapatkan, di antaranya yakni, "kamu akan bahagia jika menjalaninya, tidak lagi kesepian, ada yang perhatian, dan semacamnya".
Semua itu terjadi ketika kamu memilih untuk mencari pasangan yang selalu mengisi hari-harimu. Kamu akan makan malam bersama pasanganmu, menikmati pesta tahun baru, makan malam, jalan-jalan wisata, dan lain sebagainya. Namun, ada juga hal yang tidak luput dari saat kita berpasangan, bahwa akan ditemui ketidakcocokan, kebosananan, dan semacamnya yang akan membuat hubungan retak dan perpisahan.
Selanjutnya, ada satu hal lagi, yakni status "single". Ya, saat kamu tidak punya pasangan dan mungkin baru saja berpisah dengan pasanganmu, maka kamu akan memiliki label single itu.
Bagi manusia sekarang, single seharusnya tidak dipilih. Dalam artian, kamu dilarang untuk sendirian karena itu bukan pilihan hidup yang selayaknya hidup. Namun, di kondisi single itu, kita sering lupa bahwa dalam hubungan dan kebahagiaan yang dibayangkan selalu dibarengi dengan ketidakcocokan dan konflik yang selalu menyertainya.
Baca Juga: Begini Karakter Traveling Berdasarkan Zodiak, Kamu Bagusnya Sama Siapa?
Suatu hari saya berpikir, mengapa kita setelah beranjak dewasa seperti harus masuk ke dalam pintu penjara "status"? Jikalau kita punya pasangan atau saat single itu kita tidak bisa mengenal diri kita sendiri, kita dipaksa mengamini dan memikirkan status itu saja.
Lalu, saya yang saat sedang single, mengapa disalah-salahkan dan seperti bukan manusia yang manusia? Saya harus melawat cap atau simbol yang dibangun oleh publik. Bahwa menjadi single atau berpasangan bukanlah esensi dari mengapa saya lahir. Namun, setelah saya mengenal diri saya dan kebahagiaan saya, barulah bisa bersama orang lain, seperti pasangan.
Ada sebuah kata mutiara, "Love your life before your love someone else". Nah, yang saya pikirkan, bisa jadi saat banyak pasangan yang ternyata pada prosesnya tidak menemui kebahagiaan adalah karena hanya menuruti pintu "status" yang dibangun dan dimitoskan oleh publik.
Nah, bagi kamu yang sedang single, berbahagialah karena kamu masih manusia yang manusia dan bukan manusia yang terpaksa masuk ke dalam penjara status. Kenali dulu dirimu dan pahami apa itu bahagia dan romansa manusia yang ditakdirkan akan berpasangan beda jenis. Baru kamu mungkin benar-benar mengenal mengapa kita lahir dan menjalani proses kehidupan sosial, serta apa yang akan kamu pilih di masa tuamu hingga matimu yang akan single pula.
Bagi yang sudah terlanjur berpasangan, cobalah menyadari untuk jangan mau diperbudak status. Setelah kamu mampu menyadarinya, maka kamu tidak akan terlena dengan mitos yang membunuh kemanusiaan kita sendiri. [T]
Artikel Lain:
4 Cara Basmi Virus Mager
8 Cara Agar Kamu Tidak Jadi Orang Minderan di Depan Umum
Kamu Generasi Milenial? Waspada dengan 7 Musuh Besar Dalam Hidupmu Ini
Tidak Hanya Iklan, 4 Cara ini Bisa Bikin Kamu Kaya Lewat Youtube
Bosan Saat Nunggu Orang, Begini Cara Agar Kamu Tetap Enjoy
KOMENTAR