Kemacetan pintu keluar kampus 2 UIN Walisongo |
Semarang, IDEAPERS.COM – Setelah dikeluarkannya Surat Keputusan (SK) Rektor Nomor 134 tanggal 27 September 2018 tentang pemberlakuan Kartu Identitas Parkir (KIP), UIN Walisongo berlakukan parkir berbayar mulai 8 Oktober 2018. Kemacetan yang mengular sudah menjadi pemandangan lazim di gerbang kampus 2 UIN Walisongo selama dua minggu ini. Sejumlah mahasiswa mengeluhkan dampak adanya parkir berbayar tersebut.
Mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Feti Anggraini, mengungkapkan dirinya pernah terjebak macet selama dua puluh menit. Hal ini dikarenakan banyak mahasiswa yang tidak membawa kartu parkir sehingga mereka harus membayar.
''Saya terjebak macet sekitar dua puluh menit, padahal gedung fakultas saya dekat dengan jalur keluar,” ungkapnya ketika diwawancari kru magang IDEAPERS, Selasa (16/10/18).
Hal serupa dialami oleh mahasiswa jurusan Studi Agama-agama Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum), Prayoga. Ia menuturkan kesulitannya sebagai mahasiswa baru yang belum memiliki KIP ketika kehilangan karcis. Ia harus menunjukkan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan membayar denda lima ribu rupiah untuk bisa keluar kampus.
“Saya pernah kehilangan karcis yang untuk masuk. Ketika saya hendak keluar, saya diberhentikan oleh petugas Barrier Gate. Saya diperbolehkan keluar setelah saya menunjukkan STNK dan membayar denda lima ribu,” terang mahasiswa asal Jepara tersebut.
Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Iqbal Nur Fahmi, menjelaskan keluhannya terkait parkir berbayar. Salah satunya kemacetan yang terjadi di pintu keluar. Ketersediaan satu pintu keluar untuk mobil dan tiga pintu keluar untuk motor, tidak sebanding dengan kendaraan yang ingin keluar.
“Pintu masuk dan keluar tak sebanding dengan jumlah mahasiswa, apalagi saat pergantian jam perkuliahan,” ungkap mahasiswa FST tersebut.
Sementara itu, mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) FUHum Dian Mutiara mengatakan penetapan sistem parkir berbayar harusnya ditanggapi dengan positif.
“Hal ini menurutku salah satu cara kampus agar mahasiswa lebih berhati-hati agar KTMnya tidak hilang," tuturnya.
Di samping itu, Dian berharap agar pihak kampus segera mengatasi kemacetan ini, dengan cara menambah jalur keluar dikampus dua juga dikampus tiga. “Sebaiknya jalur keluar kampus tiga dibuka, supaya tidak terjadi kemacetan di jalur keluar kampus dua," pungkasnya. [Rep. Aziz, Puji/Red. Z].
KOMENTAR