![]() |
gambar: islami.co |
Pun demikian dengan mahasiswinya. Ia juga dianggap calon istri idaman bagi laki-laki. Selain mengetahui ilmu-lmu Al-Qur'an, mahasiswa IAT mampu memahami kitab-kitab "gundul" dengan baik.
Ya, maklum Mahasiswa IAT adalah calon mufassir di masa depan. Namun, untuk dapat menjadi seorang mufassir, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Berikut syarat-syaratnya :
1. Bisa Bahasa Arab
Kemampuan berbahasa Arab menjadi salah satu syarat bagi Mahasiswa IAT. Sebab, Mahasiswa IAT akan sering bergelut dengan referensi berbahasa Arab: kitab-kitab. Jadi, mau nggak mau kita harus menguasai Bahasa Arab. Mahasiswa IAT biasanya dari alumni pondok pesantren atau madrasah yang sudah terbiasa mempelajari kitab-kitab berbahasa Arab.
2. Hafal Nama Mufassir, Tahun, dan Kitab-kitabnya
Selain mampu berbahasa Arab, Mahasiswa IAT juga harus mengenal nama-nama serta riwayat hidup mufassir, mulai dari klasik sampai kontemporer. Di semester 3, mereka akan menjumpai banyak mata kuliah yang mempelajari tentang tafsir, mufassirnya, tahun-tahunnya dan kitab-kitabnya. Maka, Mahasiswa IAT dituntut menghafal dan memahami pula karakteristik kitab-kitab tafsir.
3. Bisa Menjaga Akhlak
Citra mahasiswa yang berakhlak baik sangat erat dan melekat dengan Mahasiswa IAT. Hal inilah yang menjadi daya tarik ibu-ibu yang mempunyai anak gadis. Di Jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir mata kuliahnya banyak yang diambil dari Al-Qur'an dan Hadist. Akhlak yang baik bisa tercipta dari seringnya kita mempelajari Al-Qur'an, karena isi dari Al-Qur'an sendiri kebanyakan mengenai akhlak yang baik. Sikap, sopan santun juga bisa terbentuk karena kita mempelajari hadist yang isinya tentang bagaimana akhlak Rasulullah.
4. Objektif
Mahasiswa Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir diharuskan mempunyai sifat objektif. Karena di jurusan ini mempelajari banyak mufassir dan dengan pemikirannya yang berbeda-beda, dari yang lembut sampai radikal. jika mahasiswa Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir cenderung berpihak di salah satu pemikiran mufassir, maka yang terjadi adalah terciptanya kebencian dengan mufassir yang menurutnya tidak sama dengan apa yang dia pahami. seharusnya mahasiswa Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir bisa memasukkan pemikiran mufassir di zaman sekarang, dengan dilihat bagaimana karakter orang-orangnya.
Mungkin ada banyak syarat lain yang belum tertulis, yang jelas, menjadi mahasiswa juran IAT adalah mahasiswa yang memiliki banyak hal yang tidak dipunyai mahasiswa lain. Al-Qur'an adalah panduan hidup umat Islam, tentu mahasiswa jurusan ini akan memiliki tanggungjawab memandu umat. Jika pemandunya saja salah jalan, otomatis yang dipandu juga akan mengikutinya. [Jannati]
KOMENTAR