Sindrom FOMO: Bagaimana Dampaknya dan Cara Menghindarinya dengan Bijak

Pernah mendengar istilah FOMO? Sindrom Fear of Missing Out (FOMO) adalah rasa khawatir atau cemas akibat melewatkan aktivitas atau trend tertentu. Kondisi ini di era sekarang sering dikaitkan dengan kecanduan media sosial.

Fomo bermula dari perilaku konsumtif masyarakat terhadap informasi seperti lifestyle. Hal ini menjadi salah satu akibat dari aktivitas masyarakat kita dalam ruang digital. Seperti kebiasaan generasi Z hari ini menonton konten-konten medsos. 

Berawal melihat gambar atau video konten disosial media kemudian merasa tertinggal jika tidak mengikuti trend. Perilaku tersebut dapat berakibat buruk jika tidak disertai dengan kontrol diri seperti, 

Yang pertama kecemasan dan stres, fomo yang tidak terkontrol dapat membuat seseorang cemas dan stres karena selalu ingin menyesuaikan standar sosial orang lain. Kedua, kehilangan kepuasan dalam hidup. Fomo dapat menjadikan perasaan tidak puas terhadap kehidupan yang dimiliki dan merasa tertinggal atas pengalaman orang lain yang lebih baik.

Ketiga, fomo dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup seseorang. Dimana seseorang yang fomo akan rentan mengalami suasana hati yang buruk bahkan mengalami stress.

Berikut tips untuk mengatasi Fomo ala kru IDEAPERS.COM. 

1.  Membatasi  penggunaan gadget

Membatasi penggunaan gadget dapat menjadikan seseorang tidak selalu fomo. Hal ini bisa meminimalisir minat kita terhadap informasi yang tidak penting. Kita bisa mengalihkan waktu kita dengan melakukan hal-hal positif.

2. Mencoba lebih fokus pada dunia nyata 

Memperbanyak waktu untuk berkumpul dan bertemu dengan orang orang terdekat, sehingga lebih banyak berinteraksi dengan kehidupan nyata. Quality time dengan orang lain lebih efektif untuk mengusir kesepian dari pada scrooling sosial media. 

3. Mencoba menghargai diri sendiri

Mulailah menghargai dan mencintai diri sendiri, dengan segala kekurangan dan kelebihan yang kita miliki. Beri proud untuk diri sendiri atas pencapaian yang sudah tercapai. Seperti me time, memahami diri sendiri dan melakukan hal- hal yang membuat disenangi. Berhentilah mencari pengakuan dari orang lain.

Ingat tidak semua yang di unggah di media sosial itu seindah kenyataanya. Orang-orang juga hanya menunjukan kebahagiaanya tanpa menunjukan keterpurukan dalam hidupnya. [Salsabila Zahra]