Semarang, IDEAPERS.COM - Mahasiswa Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT), Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum), Thoriq Nadhif Husain berhasil meraih predikat skripsi terbaik tingkat Universitas pada prosesi Wisuda sarjana ke-92 UIN Walisongo, Sabtu (08/06/24).
Thoriq, sapaan akrabnya mengamalkan konsep 3 manajemen dari kiainya selama menjalankan perkuliahan sekaligus mondok di pondok pesantren (ponpes) Fadlul Fadlan. Konsep 3 manajemen tersebut yaitu, manajemen waktu, manajemen prioritas, dan manajemen taqarub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah).
"Saya menggunakan konsep dari kyai saya, kiai saya bilang kita harus bisa dalam 3 manajemen. Yang pertama manajemen waktu, manajemen prioritas, dan manajemen takarub ilallah, itu yang saya gunakan ketika kuliah dan saya juga sambil mondok," ujarnya saat diwawancarai Kru IDEAPERS.COM pada, Sabtu (08/06/24).
Judul skripsinya ”Interpretation of Religious Moderation Verses: Nadirsyah Hosen’s Perspective ini The Book Tafsir Al-Quran di Medsos”, menyoroti akan moderasi beragama. Ia menilai, masih terjadi fenomena radikalisme yang ada di masyarakat sekarang.
“Skripsi saya kan tentang moderasi beragama dalam penafsiran Sayyid Syekh Hosen. Jadi, latar belakangnya karena saya melihat masih banyak yang beragama dengan radikal. Jadi saya masih tertarik untuk mengambil tema moderasi beragama,” jelasnya.
Baca Juga : Tidak Memiliki Laptop Selama Kuliah , Tak Halangi Shoodiq Raih Wisudawan Terbaik FUHum
Dalam penulisan skripsinya, Thoriq mengaku terkendala dalam proses pengerjaannya. Kendala tersebut, kata dia, karena skripsinya diharuskan dalam bentuk karya tulis berbahasa Inggris.
Meskipun berbahasa Inggris, mahasiswa angkatan 2020 itu sangat bersyukur karena telah menyelesaikan tugas akhir kuliahnya tepat waktu di semester 8.
Baca Juga : Gelar Wisuda Periode Juni 2024, UIN Walisongo Resmi Lepas 515 Mahasiswa
“Kendala dalam skripsi mungkin dalam bahasa, karena saya skripsinya itu berbahasa Inggris, ya bahasa asing. Itu mungkin kesulitan saya dalam berbahasa. Tapi ya alhamdulillah bisa selesai dengan waktu yang tepat di semester 8,” ungkapnya.
Seperti mahasiswa pada umumnya, Thoriq menilai saat proses bimbingan skripsi menjadi momen yang paling berharga. Ia mengungkapkan telah berlatih membuat makalah dari semester satu sebagai mahasiswa baru. Dengan cara itu, kata dia, bisa langsung melakukan penelitian tanpa perlu sambil belajar menulis lagi.
“Sedari awal (red. mahasiswa baru) sudah melatih untuk belajar gimana caranya membuat makalah. Jadi nanti saat pengerjaan skripsi di semester akhir itu tidak lagi belajar gimana cara ngotak ngatik Microsoft word. Jadi udah tinggal penelitian tidak sambil belajar,” jelasnya.
Baca Juga : Daftar Nama-nama Wisudawan Terbaik UIN Walisongo Periode Juni 2024
Selain itu, Thoriq mengaku saat masuk Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo melalui jalur prestasi Tahfiz, dengan beasiswa prestasi Tahfiz, dirinya tidak dikenakan sepeserpun biaya UKT selama kuliah.
“Saya masuk di Walisongo ini lewat jalur prestasi. Jadi saya di sini tidak bayar UKT karena beasiswa prestasi Tahfiz. Jadi ya alhamdulillah dapat berkuliah tanpa biaya,” katanya.
Ia berharap, ingin melanjutkan jenjang pendidikannya di luar negeri. Akan tetapi, saat ini ia masih mencari informasi terkait pascasarjana (S2) di luar negeri.
“Rencana kedepannya, insyaallah kalau diberikan rezeki mau kuliah di luar negeri, untuk negaranya masih nyari nyari,” pungkasnya.
[Rep. Riky/Red. Yogi Zidan]
KOMENTAR