![]() |
Dok. Istimewa |
Pada generasi Z, biasan
ya mereka akan melakukan self-talk ketika sedang berada dalam masa sulit atau bimbang terhadap suatu hal. Mereka akan mempertanyakan pada dirinya sendiri tentang kesulitan yang ia alami untuk mencari dan menentukan jalan keluar yang harus ditempuh. Namun, untuk melakukannya sesorang perlu berhati- hati, karena bagi orang yang memiliki jiwa pesimis dapat membawa pada pilihan yang buruk.
Self-talk tentu tidak aneh ataupun salah jika dilakukan oleh Gen Z ataupun diluar generasi itu. Bila dilakukan secara hati- hati dan benar, self-talk ini justru dapat menjaga kesehatan mental. Apalagi di era saat ini, Gen Z kerap kali dihubungkan erat dengan isu mental disorder. Anak muda saat ini diklaim sangat mudah mengalami depresi dan hilang rasa kepercayaan terhadap diri.
Baca Juga : 10 Kutipan Hang Tuah Penggugah Semangat
Self-talk bisa menjadi pedang bermata dua bila tidak dilakukan dengan kesadaran dan kehati-hatian. Di satu sisi self-talk dapat berdampak positif bagi seseorang karena mampu memunculkan sikap optimis. Namun, sebaliknya pula di sisi yang lain self-talk dapat membawa pengaruh negatif dan membawa pada sikap pesimis.
Dampak Positif Self-talk
Dalam melakukan self-talk hal yang paling penting untuk diperhatikan oleh Gen Z ialah berbicara secara positif tentang diri sendiri. Dengan fokus pada pembicaraan yang baik tentang diri sendiri dapat pembawa ketenangan serta mampu meningkatan kualitas diri. Menurut riset healthdirect berbicara hal baik pada diri sendiri memiliki dampak positif antara lain:
Pertama, mengurangi gejala depresi, kecemasan dan gangguan kepribadian. Kedua, membantu menghindarkan diri dari pertaruhan terhadap diri sendiri seperti menyakiti diri atau bunuh diri. Ketiga, memberikan motivasi terhadap diri sendiri untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Selanjutnya, memberikan ketenagan hidup serta dapat meningkatkan kepercayaan diri.
Dampak Negatif Self-talk
Self-talk selain dapat memberi dampak positif juga dapat memunculkan dampak negatif bagi seseorang. Hal ini terjadi apabila dalam melakukannya seseorang cenderung berbicara terhadap diri sendiri tentang suatu hal yang buruk. Dikalangan Gen Z berbicara buruk terhadap diri sendiri biasanya ditunjukkan dengan pikiran pesimis seperti "aku tidak bisa melakukan hal itu".
Pola kebiasaan berbicara buruk semacam itu dapat menghambat Gen Z untuk mencapai potensi terbaik karena hilangnya rasa percaya diri. Mereka akan kehilangan jiwa optimisnya karena terlalu memikirkan hal-hal yang mungkin tidak sesuai dengan realita. Kebiasaan ini justru akan membuat diri kita gagal sebelum memulai perang.
Selain itu, pembicaraan yang buruk terhadap diri sendiri juga akan menimbulkan perenungan yang berulang- ulang. Otak akan terus terganggu dengan pikiran-pikiran yang negatif sehingga dapat merusak ketenangan diri.
Kiat- kiat melakukan Self-talk bagi Gen Z
Pada era saat ini, isu mengenai mental disorder masih terus menjadi topik yang sering digaung-gaungkan di media sosial. Self-talk bisa menjadi salah satu cara untuk mencegah Gen Z dari paparan isu tersebut. Untuk itu, agar tidak terjadi missorientasi dalam melakukan self-talk ada hal- hal penting yang perlu diperhatikan seperti diantaranya, mengenali pikiran-pikiran yang negatif pada diri sendiri, memahami terlebih dahulu bagaimana kondisi perasaan diri sendiri, selalu memikirkan kata- kata positif, memberikan diri sendiri afirmasi yang positif serta bergabung dengan lingkungan yang positif. [Erliyana Handayanisa]
KOMENTAR