Semarang, IDEAPERS.COM - Calon wisudawan dari Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum) UIN Walisongo Semarang, Muhammad Faisal Abror meninggal dunia akibat demam berdarah pada Jumat (07/06/24).
Mahasiswa dari Jurusan Studi Agama-agama (SAA) tersebut menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit (RS) Tugurejo, Semarang barat sekitar pukul 18.00 WIB. Ia meninggal tepat sehari sebelum berlangsungnya wisuda S1 ke-92 hari ini, Sabtu (08/06/24).
Salah seorang teman satu angkatannya, Navi menjelaskan jika Muhammad Faisal Abror telah dirawat selama beberapa hari di RS Tugurejo.
"Dia itu sakit di hari senin mulai masuk rs tugu itu hari senin. Waktu itu masih meriang biasa, terus dibawa ke puskesmas, tapi di puskesmas dibilang dari awal kalau itu gejala demam berdarah", ujar Navi, mahasiswa SAA angkatan 2019.
Navi menceritakan, Muhammad Faisal Abror saat mendapat perawatan di Rumah sakit, kondisinya terus menurun. Namun, lanjut Navi, almarhum masih bisa diajak bicara.
"Hari pertama itu posisinya dia itu masih sadar cuma lemes kehabisan tenagalah. Terus mulai hari selasa malam kulitnya udah mulai kuning. Terus kemarin kamis itu, dia sudah lemes tapi diajak ngobrol itu masih bisa. Tapi ya kuning banget gitu, keliatannya itu sudah kalau dari katanya yang jaga itu dia kena dehidrasi berat terus kena ginjalnya," jelasnya.
Baca Juga : 17 Personil Satpam, Siap Amanakan Jalanya Wisuda Periode Juni
Kemudian, Navi mengatakan, Almarhum sempat akan menjalani tindakan medis. Tetapi belum sempat mendapat tindakan, ia sudah dinyatakan meninggal dunia lebih dulu.
"Tadi yang jaga sempet shock semua karena tadi masih ngobrol-ngobrol pas dikamarnya setelah masuk ruang bedah tiba-tiba jantungnya berhenti berdetak,", jelasnya.
Almarhum Faisal, kata Navi, dikenal dengan sosok yang baik dan mudah bergaul. Bahkan ia juga dekat dengan warga sekitar di tempat ia tinggal sebagai takmir.
"Apalagi kalau di mushola itu sama warga-warga di mushola itu akrab semua, ya anaknya itu nggak nek-neko lah," ungkap Navi.
Selama menjalani perawatan di Rumah Sakit Tugu, tegas Navi, Faisal didampingi oleh keluarga dan dibesuk oleh beberapa temannya.
"Yang dampingi itu, pertama ada temannya yang jaga di mushola, ya marbotlah nah itu temenya sama adek kandungnya. Tapi adeknya kemarin malemnya itu balik karena UAS di Yogja terus digantiin sama kakaknya dan keluarganya," jelas Navi.
Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Navi mengabarkan, almarhum hanya sempat mengucapkan bahwa dirinya ingin pergi berkelana.
"Waktu ketemu tadi, dia cuma bilang waktu (akan) dibawa ke ruang bedah itu dia cuma bilang 'aku jalan-jalan sek yo' (aku jalan-jalan dulu ya). Udah gitu aja dengan kondisi udah lemes," papar Navi.
Usai dinyatakan meninggal, pihak kerabat hingga beberapa jajaran FUHum berdatangan untuk bertakziah sebelum diantar ke rumah duka di kampung halamannya di Gresik, Jawa Timur, pada Jumat malam (07/06/24).
"Mungkin soalnya waktu tadi itu belum sempet minta maaf jadi kebiasaan ngobrol misuhi (red. berkata kasar) belum sempet minta maaf ya gimana itu. Semoga disananya lebih tenang enggak sakit," pungkas Navi.
[Rep. Zaqia/Red. Ai]
KOMENTAR