Iustrasi hari santri (Foto:iStock) |
Menurutnya, peran santri bukan hanya terbatas pada sektor pendidikan keagamaan atau pondok pesantren saja. Melainkan kaum santri juga bisa berperan dalam berbagai sektor kehidupan, salah satunya adalah kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh KH Hasyim Asy'ari di zaman kemerdekaan.
Farhan mengajak santri di era sekarang untuk mengingat sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa. Sebagai contoh KH Hasyim Asy'ari, tokoh dari kalangan santri, memiliki kontribusi nyata dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia dari para penjajah melalui fatwa Resolusi Jihad yang digelorakan pada 22 Oktober 1945.
"Jadi santri juga jangan lupa sejarah, bahwa dalam sejarahnya santri menjadi bagian dari yang membangun, memperjuangkan, memerdekakan, mempertahankan negeri ini," ujar dia saat diwawancarai via online, pada sabtu (21/10/23).
Dosen Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum), Ibnu Farhan |
Hari Santri Nasional ditetapkan pada tanggal 22 Oktober juga dilatarbelakangi oleh Resolusi Jihad yang digelorakan KH Hasyim Asy'ari pada 78 tahun lalu. Resolusi Jihad tersebut, kata Farhan, mengingatkan santri akan peran dan kontribusinya dalam kehidupan berbangsa.
"Penegasan Hari Santri sebenarnya menarik dikaitkan dengan Resolusi Jihad itu supaya santri-santri memiliki wawasan bahwa santri ini punya kontribusi terhadap negara. Istilahnya bahasanya Kiai Said Aqil Siroj itu punya saham lah, karena punya saham ya jangan ditonton, harus terlibat (dalam bernegara)," tutur farhan.
Dia juga menyinggung soal tema Hari Santri Nasional 2023 "Jihad Santri Jayakan Negeri". Menurutnya, jihad yang dimaksud dalam konteks sekarang bukanlah seperti pada zaman penjajahan dulu dengan ikut berperang dan mengusir penjajah. Namun bagaimana santri ikut berperan dalam memajukan bangsa ini.
"Jihad itu bisa berhubungan dengan membangun (memajukan) negara bagian daripada suatu jihad. Makna jihad bisa membangun kejayaan di negeri ini," tegasnya.
Lebih lanjut Farhan juga menjelaskan tentang peran kaum santri dalam momentum Pemilu tahun 2024. Menurutnya santri harus aktif dan berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung dalam pesta demokrasi tersebut. Kontribusi secara langsung bisa dilakukan dengan mencalonkan diri sebagai wakil rakyat atau anggota legislatif.
"Santri itu tidak hanya jadi penonton di dalam Pemilu ini, jangan hanya menjadi penonton, ya dia harus aktif. Dia mengikuti pesta ini ya bisa ikut nyalon legislatif, kontribusi santri juga bisa lewat politik, jalur politik, tapi harus kembali ke awal lagi kalo rumus, berahlakul karimah artinya bermain politik ya baik, sportif, dia nanti bisa bener-bener di masyarakat," jelas alumni pondok pesantren buntet cierbon itu.
Sedangkan kontribusi secara tidak langsung bisa dilakukan dengan ikut menyukseskan Pemilu 2024. Farhan mengajak para santri untuk ikut terlibat dalam pembangunan bangsa. Sebagaimana selama ini banyak tokoh bangsa yang berasal dari kalangan santri.
"Bagi yang tidak bisa terlibat secara aktif ya, santri harus menyukseskan demokrasi, Pilpres, Pileg itu kita maknai sebagai pesta, ungkapan pesta itu kegembiraan/kebahagiaan, sudah berapa kali pimpinan negeri ini dari santri. Ada Kia Ma'ruf, Gus Dur, para Menteri/DPR, banyak santri. Artinya terbukti bahwa banyak santri memberikan kontribusi di berbagai bidang," tandasnya. [Rep.Wildan/Red.AM]
KOMENTAR