Dosen FISIP Bicara Soal Peluang Pemuda di Momen Pilpres 2024: Bisa Jejaring Sosial Secara Luas

Ilustrasi pemuda dalam menyuarakan persoalan sosial (Sumber:iStock)

Semarang, IDEAPERS.COM - Wakil Dekan 1 (WD 1) Ahwan  Fanani Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UIN Walisongo Semarang mengatakan, pemuda memiliki peluang dalam menjaring dan menyuarakan persoalan sosial di Pilpres 2024. 

"Anak muda sekarang punya kelebihan dalam menjejaring dan menyuarakan secara luas persoalan-persoalan sosial," ujar Ahwan. 

Melihat peluang tersebut, Ahwan menilai bahwa di era teknologi ini menjadikan pemuda lebih demokratis. Hal itu, karena adanya ruang kebebasan dalam bersuara di media sosial (medsos). Menurutnya ruang di media sosial sulit untuk dibungkam.

"Kalo sekarang dia (pemuda) lebih demokratis karena dia punya alat yang tidak bisa dibungkam, medsos itu kan membuat dia demokratis sekali," ujar guru besar UIN Walisongo bidang Hukum Islam itu.

"Pemuda sekarang harus pandai-pandai menjadi penyambung lidah bagi masyarakat," tambahnya. 

WD 1 Ahwan Fanani ketika ditemui di kantor dekan FISIP, kampus III UIN Walisongo, pada jumat (27/10/23).

Selain itu, Ahwan juga mengatakan pentingnya kolaborasi dan sinergi pemuda sebagai generasi penerus pembangunan bangsa. Menurutnya, peran pemuda dalam pembangunan dapat melalui lembaga atau organisasi non-pemerintah.

"Kita ini zamanya kolaborasi, karena semuanya gagasanya adalah kolaborasi Non Governmental Organization (NGO), kita disusruh membantu pembangunan bukan hanya pemerintah tetapi masyarakat juga dibantu," jelas Ahwan.

Lebih lanjut, Ahwan melihat peluang generasi Z dalam penerus pembangunan. Ia pun percaya, ciri dan karakteristik pemuda sekarang masih memiliki kesamaan terhadap generasi sebelumnya.

"Saya tetep percaya bahwa generasi Z itu generasi pengubah, generasi control, dan generasi kritis, pengubah yang punya pikiran out of the box," ujar Ahwan. 

Disisi lain, ia melihat kelemahan anak muda saat yang cenderung acuh karena berada di zaman serba praktis dan instan. 

"Tapi kelemahan juga ada, mereka suka instan dan praktis tidak suka repot-repot, pop culture membuat anak muda tidak peduli dengan urusan orang lain, terakhir ketahanan anak muda cenderung lemah," pungkas dia. [Rep.Zidan/ Red. Dian]