4 Alternatif Tugas Akhir Pengganti Skripsi bagi Mahasiswa IAT

Ilustrasi tugas akhir non-skripsi (Foto:iStock)

Semarang, IDEAPERS.COM - Ketua Jurusan (Kajur) Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (IAT) UIN Walisongo, Mundhir menyebutkan empat alternatif tugas akhir non-skripsi yang memungkinkan diajukan mahasiswanya. Dua diantaranya, yakni jurnal yang terbit di Sinta 3 dan buku Ber-ISBN. 

"Yang paling memungkinkan itu artikel di jurnal Sinta 3 dan buku ISBN. Itu yang membantu selain skripsi dijadikan tugas akhir di IAT," ujarnya saat diwawancarai pada Kamis (19/10/23).

Ia menambahkan bahwa desain teknologi juga dapat dijadikan pengganti skripsi sebagai tugas akhir di jurusan IAT. Hal itu, kata dia, selama masih berkaitan dengan ilmu ke-ushuluddinan atau selaras di bidang IAT.

"Menemukan aplikasi misalnya. Digitalisasi Al-Qur'an misal. Yang membantu insan akademik dalam mempermudah memahami maupun membaca Al-Qur'an," jelas dia. 

Baca Juga : Tidak Ada Pedoman Sistematika Tugas Akhir Non-Skripsi di FUHum, Kajur IAT: Harusnya kan Dari Pimpinan

Selain itu, Mundhir juga menyinggung pengakuan karya mahasiswa pada kejuaraan di tingkat nasional maupun internasional dapat dijadikan pengganti skripsi. Dia menegaskan prestasi tersebut harus berkaitan dengan nilai akadamik dan harus didampingi oleh dosen sebagai pembimbing.

"Tapi kalo prestasi nasional maupun internasional non akademik yang saya rasa belum bisa. Karena skripsi itu tugas akhir terakhir yah," tutur dia.

Di lain sisi, Mundhir mengungkapkan, sampai saat ini belum ada mahasiswa yang mengajukan tugas akhir berbentuk non-skripsi. Namun, kata dia, pihaknya akan memproses pengajuan tugas akhir tersebut selama masih berhubungan dengan keilmuan di jurusan IAT.

Baca Juga : Kajur Pendidikan Biologi Soal Tugas Akhir Non Skripsi: Saya Dorong Mahasiswa di Jurnal Scopus

"Tapi kalo ada mahasiswa yang mengajukan tugas akhir, selain skripsi. Kemungkinan kita akan proses bagaimana nanti mekanismenya, bagaimana prosesnya, tapi sampai sekarang belum ada," ucapnya.

"Tapi itu kalo mengikuti prosedur, harusnya proses awal sudah melalui bimbingan," pungkasnya.[Rep. Ayu Sugiarti/Red. Dian]