Semarang, IDEAPERS.COM - Lembanga Pers Mahasiswa (LPM) IDEA membagikan teknik kepenulisan artikel untuk mahasiswa baru Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum) dan mahasiswa semester 3.
Kegiatan ini bertempat di Oemah Filsafat Gedung E Kampus II, Pemimpin Redaksi LPM IDEA 2021 Gita Fajriyani menyebutkan secara teknis kepenulisan artikel itu berisi soal data dan gagasan penulis.
Awalnya, Gita menyampaikan terkait pentingnya mahasiswa untuk mengikuti organisasi dalam mengasah keterampilan. Menurutnya, keterampilan atau pengembangan diri tidak hanya didapatkan di dalam kelas namun juga di kegiatan organisasi.
"Justru kita dapat meningkatkan skill di dalam keorganisasian secara lebih luas," ujar Gita, dalam kegiatan "Pelatihan Menulis Artikel" yang digelar LPM IDEA, di Oemah Filsafat, pada Rabu (27/9/23).
Kemudian, Gita menyebut salah satu keterampilan yang bisa diasah yaitu kemampuan dalam menulis. Dia pun mengatakan, dalam kepenulisan artikel secara teknis berisikan tentang data dan gagasan penulis.
"Inti dari artikel sebenernya adalah tentang gagasan kita, pemikiran kita yang mana yang akan kita sampaikan kepada pembaca, tentang sudut pandang kita terhadap sesuatu," jelas Gita.
Selanjutnya, Gita menyampaikan bahwa data itu penting disertakan dalam menulis artikel untuk menguatkan argumen penulis.
"Banyak orang yang bisa berargumen, semua mahasiswa mungkin saja bisa berargumen, namun kualitas dari argument tersebut berbeda, dimana dibutuhkan data dalam setiap gagasan yang kita sampaikan, tidak hanya sekedar beragumen," paparnya.
Lebih lanjut, Gita juga menuturkan agar penulis menyesuaikan tulisan dengan target pembaca. Menurutnya, penulis dapat menyampaikan gagasan dengan tidak menggurui pembaca.
“Dalam menulis artikel, hindari menggunakan kata-kata seperti "sebaiknya", "seharusnya kita", "kita tidak boleh". Disini kita hanya menyampaikan gagasan kita kepada pembaca. Kita hanya menawarkan gagasan kita tanpa memaksa atau menceramahi pembaca," ungkap mahasiswa asal Tegal tersebut.
Selain itu, Gita mengingatkan penulis untuk menghindari kalimat yang bertele-tele sehingga tidak lagi fokus dengan isu yang dibahas.
"Jangan mementingkan banyaknya tulisan yang kita buat, banyak penulis-penulis yang memperpanjang tulisannya hanya untuk terlihat baik, padahal kualitas isinya sama sekali tidak ada keterkaitan," ucapnya. [Rep. Kiki/Red. Dian]
KOMENTAR