![]() |
Ma'had Al-Jami'ah Putra UIN Walisongo di Perum Bukit Walisongo Permai. |
Sejumlah santri Ma'had putra UIN Walisongo angkatan 2022 yang kini sudah menjadi alumni merasa fasilitas pendukung pada saat itu belum terpenuhi. Hal itu dinilai tidak sesuai dengan janji pemenuhan fasilitas yang memadai.
Salah satu alumnus santri Ma'had jurusan Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Ahmad (bukan nama sebenarnya) mengaku kecewa dengan fasilitas Ma'had yang tidak terpenuhi. Salah satunya yaitu ketersediaan air baku asrama yang minim.
“Seperti tidak ada lemari, terus air sedikit gitu, jadi kan sangat menyiksa anak KIP-K," ujar Ahmad saat diwawancarai Kru IDEAPERS.COM melalui pesa Whatsapp, belum lama ini.
“Kalau tinggalnya sih enak-enak saja, suasananya rame serasa di pondok, tapi dalam segi akademik, sarana prasarana, serta ruangannya itu saya merasa kuranglah, kayak kecewa banget gitu,” terangnya.
Lebih lanjut, ia menyebutkan pengelola Ma'had kampus telah menjanjikan para santri dengan menyediakan fasilitas yang dikeluhkan.
Hingga mereka selesai program Ma'had, lanjut Ahmad, mereka masih belum merasakan fasilitas yang telah dijanjikan pihak pengelola Ma'had kampus.
"Soalnya kan kita sudah dijanjikan akan dikasih lemari, nyatanya sampai sekarang, sampai keluar (sudah alumnus) juga belum, airnya juga sedikit, jika semua kamar mandi dinyalakan, (kran air) ada yang tidak nyala saking sedikitnya air itu,” ucapnya.
Baca Juga: Keluhkan Biaya Ma'had Mahal, Sejumlah Camaba SPAN-PTKIN Mengaku Keberatan
Selaras dengan Ahmad, salah satu alumnus Ma'had dari jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI), Abdul (bukan nama sebenarnya) menjelaskan rasa tidak nyamannya terhadap fasilitas asrama Ma'had.
“Ini ya, airnya kecil, kipasnya suka meledak, nggak ada tempat baju, sound systemnya agak kemresek suaranys, WCnya mampet. Abis itu aula ma’had kayak gitu, nggak nyaman pokoknya, udah kayak gedung lama gitu,” ungkap Abdul saat diwawancarai kru LPM IDEA dalam panggilan Whatsapp, belum lama ini.
Di lain sisi, salah satu santri Ma'had Putra dari jurusan Manajemen Dakwah (MD) Budi (bukan nama sebenarnya) menyebutkan kurangnya pendampingan program Ma'had dengan pihak pusat.
"Intinya banyak yang terbengkalai (Ma'had Putra). Dalam pembelajaran dan keamanan juga," ujar Budi kepada redaksi melalui pesan singkat whatsapp, belum lama ini.
Menanggapi fasilitas yang dikeluhkan santri. Muhammad Saiful Munjab sebagai satu-satunya tenaga pendidik Ma'had Putra mengungkapkan tidak adanya aturan resmi dari pihak Ma'had yang menjanjikan fasilitas yang akan santri dapatkan.
"Mungkin tidak ada bukti langsung di awal bahwa di Ma'had itu akan diberikan fasilitas abcd kepada teman-teman semuanya, sehingga saat itu tidak ada janji atau kontrak diatas kertas bahwa teman-teman akan mendapat fasilitas lemari, fasilitas kasur, fasilitas kipas dan sebagainya di awal," ungkapnya kepada redaksi.
Hal tersebut, lanjut dia, menyebabkan pengaduan yang dilakukan mahasiswa tidak menemukan solusi.
"Sehingga dasar kita untuk mengkomplain itu hanya idealitas kita saja, tidak ada dasar tertulisnya gitu," singkatnya.
Namun demikian, Mujab mengaku telah mengupayakan pengaduan kepada pihak berwenang Ma'had dan tak mendapatkan respon apa pun.
"Saya pribadi untuk masalah air juga sudah saya sampaikan, untuk masalah lemari juga sudah kita sampaikan, untuk masalah fasilitas keamanan juga sudah saya sampaikan, sudah saya sampaikan ke atasan beberapa orang yang berwenang itu sudah disampaikan tapi tidak ada respon," pungkasnya.[Rep. Rifky Adi, Riska/Red. A.M].
KOMENTAR