Kepala Jurusan (Kajur) Studi Agama-agama (SAA), Sukendar saat diwawancarai Kru IDEAPERS.COM di kantornya, pada Selasa (07/03/23). |
Semarang, IDEAPERS.COM - Kepala Jurusan (Kajur) Studi Agama-Agama (SAA), Sukendar mendukung program percepatan kelulusan mahasiswa yang saat ini sedang digalakkan UIN Walisongo Semarang. Ia pun menyarankan mahasiswa untuk tidak berlama-lama di kampus atau lulus lebih dari delapan semester.
"Jangan lama-lama. Jadi menikmati Kampus itu jangan kemudian menikmati lama, waktu itu nggak butuh lama yang penting berkualitas. Hanya 4 tahun tapi berkualitas," ujarnya kepada Kru IDEAPERS.COM, Selasa (07/03/23).
Ia menilai bahwa selama ini sebagian mahasiswa UIN Walisongo masih cenderung menunda kelulusan. Sukendar menyayangkan mahasiswa yang menjadikan aktivitas organisasi kampus sebagai alasan untuk menunda kelulusan.
"Saya nggak setuju. Saya lebih seneng misalnya dia (mahasiswa) segera lulus kemudian ia mengasah itu di masyarakat," tegasnya.
Sukendar mengatakan, mengembangkan skill tidak hanya bisa dilakukan di dalam organisasi kampus seperti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), Senat Mahasiswa (SEMA), dan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA). Melainkan mengasah skill juga bisa dilakukan dengan terjun langsung ke masyarakat.
"Apapun yang kalian lakukan di sini namanya belajar. Kalau kamu mau tahu public speaking-mu bagus atau tidak, langsung di masyarakat," ungkapnya.
Menurut Kajur SAA menyebut bahwa mahasiswa juga bisa memperoleh keterampilan baru di luar dunia kampus. Mahasiswa perlu mempelajari berbagai hal untuk mendukung pengembangan skill selagi masih kuliah.
"Saat saya dulu sebagai mahasiswa, saya berusaha untuk punya skill apa saja. Entah supir, montir, apa saja. Karena hidup kita kan nggak tahu," tutur Sukendar.
Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa lulus tepat waktu menjadi hal penting bagi mahasiswa. Karena mahasiswa yang lulus cepat dan memiliki gelar sarjana akan dihargai ketika mereka melamar pekerjaan di mana saja.
"Nggak butuh lama yang penting berkualitas," tegas Sukendar.
Sementara itu, Nanda Oktavia mahasiswa SAA semester delapan menyatakan kurang setuju dengan program percepatan kelulusan yang digalakkan UIN Walisongo. Menurutnya banyak mahasiswa yang masih bingung dengan skema kebijakan tersebut.
"Temen-temen dan saya sendiri waktu ada percepatan sebenarnya masih linglung. Ini mau masuk penelitian apa dan arahnya masih bingung, jadi agak kurang efektif aja gitu,” ungkapnya kepada Kru IDEAPERS.COM, Senin (20/03/23).
Nanda mengungkapkan perkuliahan yang sempat dilakukan secara online selama pandemi menjadi salah satu faktor kebingungan tersebut.
"Kita dari semester 4 sampai 5 online ya, jadi itu juga faktor yang membuat linglung arah mau ambil penelitiaan apa," katanya. [Rep. Zaqia/ Red. A.M]
KOMENTAR