![]() |
Abdullah Thalhah, dalam seminar "Revitalisasi Gerakan Mahasiswa di Era Society 5.0" di Auditorium 1 Kampus I UIN Walisongo Semarang, Pada Rabu, (15/02/23). (Foto: Zidan/ideapers.com) |
Semarang, IDEAPERS.COM - Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA), Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum), Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menggelar seminar Nasional dengan mengangkat tema "Revitalisasi Gerakan Mahasiswa di Era Society 5.0" di Auditorium 1 Kampus I UIN Walisongo Semarang, pada Rabu, (15/02/23).
Seminar Nasional menjadi acara inti pasca Pelantikan Organisasi Mahasiswa (Ormawa) FUHum, dengan menggandeng Dosen FUHum, Abdullah Tholhah dan Alumni FUHum, Umar Said Burhanuddin sebagai Narasumber.
Dalam seminarnya, Abdullah Thalhah menyampaikan, Mahasiswa di era Society 5.0 ini memiliki tantangan tersendiri, terkhusus pasca Pandemi. Menurutnya, Pandemi bukan alasan mahasiswa untuk gagap dalam mengeksplor softskill. Ia mengingatkan, Kecerdasan Kognitif dibutuhkan untuk menanggulangi tantangan ini.
"Jadi kecerdasan kognitif itu sederhananya menghubungkan yang nampaknya tidak terhubung, inilah yang menjadi tantangan semua mahasiswa," tuturnya.
Lebih lanjut, Tholhah menjelaskan Kecerdasan Kognitif memerlukan proses kompetensi secara mandiri. Ia mengatakan, proses ini secara sadar dan praktisnya akan mempengaruhi mahasiswa kedepannya.
"Kembali kepada akar kita sebagai bangsa nusantara yang memiliki keestetikan cara berfikir, bertindak, dan berpikiran maju dan terbuka," jelasnya.
Di lain sisi, Umar Said Burhanuddin menyayangkan masifnya era sekarang yang serba canggih dan instan ini. Arus teknologi yang konsumtif menjadi permasalahan individu dalam mengambil keputusan.
"Di era society 5.0 ini mau tidak mau kita masih menjadi konsumen teknologi yang dikembangkan pihak lain, maka harus didasari cara pikir dan keilmuan yang kuat juga," jelasnya.
Lebih lanjut, Umar menjelaskan, maraknya penggunaan Gadget tidak menjadi alasan untuk menghindari arus konsumtif teknologi. Ia meneruskan, kebutuhan kita terhadap gadget akan lebih baik jika dibarengi filterisasi sumber informasi setiap harinya.
"Gadget sudah menjadi pegangan setiap hari, hendaknya kita menyaring sebelum sharing agar tidak terjebak dalam Hoax" ujarnya. [Rep.Ali Maskur/Red.Riska]
KOMENTAR