![]() |
Ilustrasi kantor International Committee Of The Red Cross (ICRC) Jakarta. (Foto: Istimewa) |
Semarang, IDEAPERS.COM - Kepala jurusan Studi Agama-agama (SAA) Sukendar menjelaskan alasan Kuliah Kerja Nyata (KKL) mahasiswa Tasawuf dan Psikoterapi (TP) dan SAA mengunjungi Nuralwala dan International Committee Of The Red Cross (ICRC) Jakarta.
Kunjungan Nuralwala dijadwalkan pada Rabu (8/2/2023), sementara kunjungan ICRC Jakarta akan dilaksanakan pada Kamis (9/2/2023).
Sukendar menjelaskan tujuan umum dari dilaksanakan KKL tercapainya target secara akademik, kerena KKL menunjang kompetensi kelulusan mahasiswa.
Menurut Sukendar dipilihnya Nurwalwala sebagai salah satu lokasi KKL mahasiswa TP lantaran dapat menunjang kompetensi ketasawufan.
"Kalau TP itu di Nuralwala itu jelas karena di sana mereka bisa menunjang kompetensi tasawuf, terkait dengan etika dalam Islam dan al-ikhwal ke-TP an," jelasnya saat diwawancarai kru IDEAPERS.COM pada Selasa, (07/02/23).
Lebih lanjut kunjungan ke ICRC Jakarta , menurut Sukendar Komite Palang Merah Internasional Indonesia dan Timor Leste bekerja untuk menangani konflik-konflik. Sehingga dirasanya cocok dengan prodi SAA.
Sementara Dosen TP, Royanullah mengatakan di tempat kunjungan KKL, setiap keilmuan dipraktikan dengan melakukan pengamatan dan kuliah lapangan.
"Kuliah langsung bertemu dengan pakar tasawuf. Kalau SAA berkaitan dengan perdamaian," ujar Royan.
Digabungnya lokasi KKL jurusan TP dan SAA, menurut Sukendar karena adanya irisan. Dimana penanganan konflik membutuhkan penanganan psikologis, keagamaan dan trauma healing.
"PMI itu menangani konflik tidak hanya sebatas pemberian makanan dan lain sebagainya, tetapi juga ada pendekatan psikologis terhadap mereka yang sedang menghadapi konflik," jelas ketua panitian KKL.
Dilaksanakanya program KKL, Sukendar berharap mampu menambah kompetensi mahasiswa yang mampu direalisasikan baik dalam lingkungan akademik maupun masyarakat.
"Mendapat pengetahuan yang bisa mereka realisasikan dalam hidup dan proses akademik," harapnya.
[Rep. Nia/Red. Gita]
KOMENTAR