![]() |
doc: Ideapers.com. |
Semarang, IDEAPERS.COM - Mahasiswa penerima Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIPK) 2022, Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Ryan Wisnu Al Amin, mengeluhkan fasilitas asrama yang tidak sebanding biaya yang dibayarkan senilai empat juta rupiah per tahun.
Ryan membeberkan, dana KIPK yang ia terima sebesar 6,6 juta dan mendapat potongan sebesar 4 juta di awal semester. Kemudian ia mengatakan, masih perlu mengeluarkan biaya bulanan untuk kebutuhan makan dan keperluan lain.
"Terus perbulannya bayar 450 ribu lagi buat uang makan. Sama 30 ribu buat bayar minum sama wifi," ucapnya.
Mahasiswa jurusan Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) ini mengatakan, semula mahasiswa penerima KIPK dijanjikan fasilitas layaknya pondok pesantren, seperti kasur dan lemari. Namun ternyata, pihak kampus memberikan kasur yang terlalu tipis.
"Kasurnya tipis. Jadi, temen-temen lebih suka pakai kasur yang tebal bekas penghuni asrama yang dulu karena lebih empuk," tuturnya.
Lebih lanjut, ia menyebutkan pihak kampus belum memberikan lemari kepada mahasiswa KIPK di asrama.
"Bajunya ditaruh tas sama kardus karena belum ada lemari," kata mahasiswa Indramayu saat diwawancarai kru IDEAPERS.COM melalui WhatsApp (01/10/2022).
Sementara itu, asrama putra ini dihuni oleh 56 mahasiswa penerima KIPK, dengan masing-masing kamar ditempati oleh 7-8 orang.
Sama seperti Ryan, M. Khoiril Wafa juga mengeluhkan fasilitas asrama yang kurang memadai. Menurut Wafa, pihak kampus belum mempersiapkan asrama secara maksimal.
"Pertama kali hadir di sini semua masih apa adanya dan bisa dibilang dari pihak UIN belum mempersiapkan secara maksimal," terangnya.
Wafa melanjutkan, fasilitas air menjadi keluhan tersendiri. Pasalnya, keadaan air yang kurang lancar menyulitkannya dalam kebutuhan masak, cuci, dan kencing (MCK).
"Airnya kurang lancar. Kalau mau MCK, itu kurang nyaman," ucap mahasiswa asal Batang tersebut (01/10/2022). [Rep. Mita/ Red. Gita]
KOMENTAR