Ketidaktahuan seringkali diasumsikan sebagai sebuah kekosongan atau kebodohan. Karena adanya asumsi ini kita seringkali men-jugdment seseorang yang tidak tahu sebagai seseorang yang kita anggap bodoh. Hingga kita bersikap seolah adanya ke acuhan dan ketidak pedulian terhadap orang tersebut? Namun yang menjadi pertanyaan mendasar apa arti dari ketidaktahuan sebenarnya?
Ketidaktahuan adalah sebuah kondisi dimana kita tidak memiliki informasi dan pengetahuan yang diperlukan untuk menganalisis suatu masalah dengan baik. Karena kondisi ini kita tidak mungkin untuk dapat berpikir dan memahami bagaimana mempertimbangkan tindakan yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut. Bahkan saat permasalahan tersebut berada di sekitar kita. Tidak sampai disitu saja, untuk dapat membaca permasalahan yang ada, kita juga masih perlu untuk memahami informasi dan pengetahuan tertentu agar dapat menggunakannya secara efektif.
Ketidaktahuan adalah tidak menyadari karena kurangnya infromasi, pengalaman dan pengetahuan yang relevan. Ketidaktahuan artinya tidak benar-benar mengetahui dan memahami tentang diri kita sendiri. Ketidaktahuan atinya tidak benar-benar mengetahui dan memahami tentang orang lain. Ketidaktahuan artinya tidak benar-benar mengetahui dan memahami tentang dunia.
Perihal ketidaktahuan bisanya menjadi sesuatu yang tidak kita sadari. Karena ketidaksadaran ini, ketidaktahuan semakin membawa kita kedalam ketidaktahuan yang lebih dalam. Namun bukan berarti kita akan menjadi tidak tahu selamanya. Kesadaran menjadi kunci utama disini.
Kesadaran bahwa kita tidak mengetahui apa-apa, kemudian kita mendidik diri kita sendiri. Pasalnya kita tidak akan pernah menyadari apa yang tidak kita ketahui sampai kita mempelajari apa yang tidak kita ketahui.
Pengembangan Diri
Ketidaktahuan juga dapat menjadi sesuatu yang membahagiakan. Karena ketidaktahuan itu merupakan fase yang paling mengesankan saat proses pengembangan diri. ketidaktahuan dapat kita maknai sebagai awal dari proses berpengetahuan. ketidaktahuan akan menuntun kita untuk mencari tahu akan sesuatu hal yang belum kita ketahui.
Misalnya kita sebagai mahasiswa jurusan Tafsir Hadist, pada awal perkuliahan mungkin kita masih belum memahami mengenai apa itu Takhrij Hadist. Kemudian kita mulai membuka diri dan mempelajari tentang Takhrij Hadist.
Kondisi tersebut memberikan kita dorongan untuk mencari tahu tentang apa, kenapa, mengapa dan bagaimana akan suatu hal, Takhrij Hadist Misalnya. Dengan sendirinya kita akan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang hal tersebut hingga kita memahaminya.
Situasi tersebut menjadi salah satu bukti bahwasanya ketidaktahuan menjadi sarana bagi kita untuk membuka diri akan sebuah proses berpengetahuan. Melalui ketidaktahuan dan kesadaran kita menjadi seseorang terus berproses. Berproses dari ketidaktahuan menuju berpengetahuan. [Dian Ananda Permata]
KOMENTAR