Melihat berbagai macam perkembangan teknologi sampai hari ini, kita bisa mengetahui bagaimana pengaruhnya dalam memberikan kemanfaatan dalam hidup kita. Teknologi juga telah memberikan kemudahan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Termasuk pada bidang pendidikan. Terutama di masa pandemi Covid-19 yang mengharuskan transfer pengetahuan dialihkan menjadi serba online. Teknologi seperti zoom, google meet dan yang lainnya menjadi solusi sehingga proses pembelajaran masih tetap bisa berjalan.
Namun, meskipun menjadi media alternatif, belajar menggunakan media digital seperti di atas juga memiliki ketidakefektifan sendiri. Mulai dari kendala jaringan, sistem pembelajaran yang belum mumpuni, maupun keterbatasan pengetahuan dalam menggunakan media digital.
Selain itu, belajar menggunakan media digital juga menimbulkan efek jenuh yang lebih cepat dibandingkan belajar secara tatap muka. Ada beberapa alasan yang menjadikan belajar menggunakan media online lebih cepat melelahkan dan membosankan.
Pertama, kita tidak mendapat kesempatan untuk mengolahragakan tubuh. Ketika kita akan melaksanakan pertemuan di kelas, tentu kita akan melakukan olahraga kecil semacam jalan santai baik dari area parkir maupun dari rumah. Sehingga secara tidak langsung membantu kerja jantung dalam memompa peredaran darah ke seluruh tubuh terutama otak. Dengan pasokan oksigen yang melimpah di dalam otak, tentu akan membuat fungsi otak lebih maksimal.
Otak yang fresh juga memberikan dampak baik untuk tubuh. Seperti tidak mudah lesu ataupun mengantuk. Karena biasanya sebab utama siswa mengantuk adalah terlalu lama duduk sehingga peredaran darah tidak begitu lancar menuju ke otak.
Kedua, suasana yang dirasakan pun tentu akan memberikan dampak yang signifikan terhadap fungsi otak dalam menerima informasi. Secara psikologis, kedekatan guru dengan murid sangat berpengaruh terhadap kualitas transfer informasi kepada murid.
Berbeda ketika melakukan pembelajaran menggunakan media online. Murid atau bahkan guru tidak mendapat kesempatan untuk lepas dari layar handphone ataupun laptop. Sehingga tidak ada kesempatan untuk melakukan streching maupun bonding antara pemberi maupun penerima informasi.
Belajar Online; Pertarungan antara Sadar dan Tidak Sadar
Kejenuhan dalam menggunakan media online seperti zoom ataupun google meet bisa juga dikarenakan kita terlalu memperhatikan wajah kita di layar handphone ataupun laptop. Dengan melihat wajah kita sendiri, tentu kita akan terlalu mengurusi penampilan sehingga tetap terlihat menarik. Itu sebabnya ketika kita bisa melihat wajah kita, fokus pikiran akan teralihkan sehingga materi yang disampaikan tidak bisa di terima secara maksimal.
Berbeda ketika kita melakukan pertemuan langsung, tanpa kita sadari pun kita tidak akan bisa melihat wajah kita sendiri sehingga fokus kita tidak teralihkan.
Selain itu, dalam belajar menggunakan media online juga ada Problema kecemasan terhadap keheningan. Ketika menggunakan media online, keheningan sebentar akan terasa lebih mencekam. Meskipun kenyataannya kita hanya butuh jeda. Namun pada praktiknya, sering terjadi jeda yang terlalu lama yang menjadikan pikiran tertuju pada hal-hal yang negatif. Sehingga mempengaruhi kondusifitas kelas dan pada akhirnya menjadikan jenuh.
Bagaimana potensi otak dalam menerima informasi?
Otak memiliki kemampuan untuk menerima informasi secara sadar maupun tidak sadar. Kemampuan secara sadar salah satunya dengan pemahaman menggunakan metode kognitif. Dalam belajar secara online, kita sering memfungsikan otak secara sadar. Seperti menjaga kondisi otak tetap fokus dengan layar.
Sedangkan ketika melakukan penerimaan secara sadar, otak juga akan bekerja lebih keras sehingga menjadikan banyak energi tubuh terkuras.
Berbeda dengan belajar secara langsung yang lebih banyak menggunakan kemampuan otak secara tidak sadar. Seperti tanpa sengaja mengamati peristiwa di sekitar dan lain sebagainya. Bahkan, informasi yang didapatkan secara tidak sadar lebih banyak dan juga tidak memakan begitu banyak energi, sehingga bisa membantu menjaga tingkat kefokusan.
Meskipun begitu, adanya media digital tersebut juga sangat membantu kita untuk tetap saling bertukar informasi dan melakukan transfer pengetahuan. Persoalan fokus dan tidak fokus selalu terkait dengan bagaimana kita memanajemen aktivitas, kesehatan, maupun daya olah pikir. [Safira El Mumtaza]
KOMENTAR