Sepanjang literatur pengetahuan, pertanyaan klasik selalu muncul dan menjadi andalan yakni tentang apa itu filsafat? Tidak hanya itu saja, pertanyaan lanjutan seperti metode dan apa tujuan mempelajari filsafat agaknya masih menjadi polemik.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, sebagian besar orang akan memperkenalkan filsafat secara etimologi. Filsafat merupakan istilah Yunani yang berasal dari kata Philo yang berarti cinta dan Shopia yang artinya kebijaksanaan. Jadi filsafat adalah cinta kebijaksanaan.
Dari pertanyaan tersebut, kemudian akan memunculkan pertanyaan lanjutan, mengenai apakah kebijaksanaan itu? Hal ini nantinya akan membawa ke arah pembahasan yang lebih tinggi dan kompleks. Namun hal tersebut belum tentu dapat membuat seseorang mengenal lebih jauh filsafat yang sebenarnya. Tidak hanya sebatas pengertian secara bahasa saja.
Kemudian ada sebuah cara yang diciptakan untuk memahami bagaimana filsafat yang sesungguhnya. Salah satunya dengan mempertanyakan apa yang telah para filsuf usahakan. Kegiatan apa yang mereka lakukan sehingga disebut sebagai berfilsafat. Atau apa yang harusnya dilakukan dan metode apa yang cocok untuk berfilsafat.
Baca Juga: Bagi Pemula, Ini 5 Tips Mempelajari Filsafat dengan Mudah
Kemudian, bagaimana posisi filsafat di zaman modern seperti sekarang, apakah masih relevan untuk didiskusikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari? Terdapat empat kriteria yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan di atas. Kriteria ini berdasarkan fungsi filsafat dan bagaimana filsafat bekerja.
Pertama, filsafat sebagai grand teori. Filsafat juga disebut sebagai the mother of science, dimana filsafat memiliki pandangan yang komprehensif tentang dunia dan segala sesuatu yang ada di dalamnya, alam, fenomena dan manusia. Hal ini menggambarkan bagaimana ruang lingkup filsafat mencangkup segala sesuatu dan membentuk satu kesatuan yang lengkap.
Kedua, filsafat sebagai analisis bahasa untuk menghilangkan kebingungan intelektual. Seringkali pengetahuan sangat sulit dicerna karena terbatasnya bahasa, filsafat di sini berfungsi sebagai alat, bagaimana pembahasan yang rumit diubah dengan bentuk komunikasi yang sederhana dan mudah untuk dipahami.
Baca Juga: Jangan Takut Belajar Filsafat
Ketiga, filsafat sebagai upaya untuk menggambarkan kondisi manusia secara jujur dan otentik. Filsafat berusaha membedah sebuah permasalahan dengan usaha yang radikal atau sampai pada ke akarnya. Ketika membahas sebuah objek dengan kaca mata filsafat, tentunya tidak hanya pada tataran permukaan, melainkan dikupas secara mendalam.
Keempat, filsafat sebagai inheren revolusioner. Artinya filsafat bukan hanya sebagai teropong dalam melihat suatu pengetahuan lebih jauh, melainkan membentuk dan mengarahkan ke arah perubahan. Proses dialektika dalam filsafat tidak hanya berkutat pada ranah teoritis belaka, melainkan sebagai salah satu cara untuk memecahkan sebuah masalah atau problem solving.
Filsafat bukan hanya sebagai modal atau landasan bagi manusia untuk berpikir melainkan sebagai prinsip dalam menjalani hidup. Dengan melihat pergerakan zaman, filsafat menjadi salah satu metode dalam menggali pengetahuan yang begitu relevan sampai kapan pun. Bagi mereka yang memiliki kecenderungan haus akan pengetahuan, filsafat menjadi hal paling utama untuk dijajaki sebagai landasan awal. [Agung R]
KOMENTAR