Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Walisongo Semarang sudah dua tahun dilaksanakan secara virtual. Keputusan ini diambil karena kondisi pandemi Covid-19 yang sejak awal muncul sampai sekarang yang belum terlihat membaik.
Sementara PBAK menjadi event pertama bagi mahasiswa baru (maba) untuk mengenal kampus sekaligus memulai kehidupan baru sebagai mahasiswa. Banyak momen serta keseruan yang dihadirkan saat event PBAK berlangsung.
Berbeda dengan maba sekarang yang hanya bisa menikmati kemeriahan PBAK melalui layar ponsel mereka masing-masing. Sehingga ada pengalaman dan keseruan yang tidak bisa dirasakan maba saat PBAK online, seperti berikut ini.
1. Bingung Cari Lokasi dan Nyasar
Lantaran maba belum terlalu mengenal rute kampus dan masih banyak maba yang merasa asing mengenai tempat-tempat di dalam kampus. Sementara seluruh rangkaian kegiatan PBAK dilaksanakan di dalam kampus, seperti di lapangan utama, lapangan fakultas, auditorium, gedung serba guna (GSG) dan tempat lainnya. Sehingga banyak maba yang mengalami kebingungan mencari tempat dan tak jarang dari mereka yang nyasar.
Sementara maba sekarang tidak akan merasakan gregetnya nyasar dan kebingungan mencari tempat. Pasalnya PBAK yang diselenggarakan secara online bisa diikuti oleh maba di rumah masing-masing.
2. Panas-panasan di Lapangan
Saat PBAK offline, hampir semua kegiatan dilakukan dilapangkan terbuka. Mulai dari apel pagi, kumpul angkatan hingga kegiatan membuat formasi papermop. Belum lagi cuaca Semarang yang terbilang panas membuat maba merasa kelelahan, karena harus berdiri dan duduk di lapangan hingga berjam-jam. Sehingga tidak sedikit dari mereka berakhir pingsan dan di bantu PMI atau panitia PBAK yang kebetulan sedang bertugas.
3. Bertemu Teman Baru
PBAK tidak hanya menjadi ajang pengenalan tentang budaya kampus, tetapi juga moment bagi maba untuk mengenal mahasiswa lainnya. Saat PBAK dilaksanakan secara offline, para maba bisa bertemu dengan teman satu angkatan, teman satu fakultas maupun teman kelas. Mereka bisa berkenalan, bercerita, bercanda, makan bersama dan bentuk interkasi langsung lainnya. Hingga akhirnya mereka bisa menjalin pertemanan. Namun karena sekarang dilakukan secara online, bentuk interaksi seperti itu sepertinya tidak akan terjadi.
4. Telat dan Kena Marah kating
Selama PBAK para maba diharuskan berangkat lebih pagi, bahkan tidak jarang diharuskan berangkat sehabis subuh. Dengan alasan, hal ini untuk melatih kedisiplinan para maba agar tidak terlambat. Karena beberapa mahasiswa tinggal cukup jauh dari kampus, tidak jarang dari mereka datang terlambat, belum lagi kejadian yang tidak terduga seperti ketinggalan bus, atau ban motor bocor.
Dengan banyak hal-hal yang cukup merepotkan tersebut akhirnya mereka telat dan mendapat ganjaran berupa kena marah dari kakak tingkat (kating), terkadang juga mendapat bonus berupa push up atau lari mengelilingi lapangan.
5. Naksir Kating
Saat PBAK, mahasiswa baru tidak hanya berinteraksi dengan teman satu angkatan tetapi juga dengan para (kating), baik dari panitia, pendamping atau tidak sengaja berpapasan ketika di kampus. Pasalanya panitia maupun penanggung jawab (PJ) dipilih dari mahasiwa semeter atas dan para kating ini yang ditunjuk untuk memberikan arahan terkait kegiatan PBAK.
Lantaran terbiasa berinteraksi, tidak jarang dari maba maba yang merasa merasa kagum ataupun suka dengan kating karena berbagai hal, mulai dari karena sikapnya, parasnya yang menarik atau lain sebagainya.
Itu lah beberapa keseruan PBAK yang diselenggarakan secara offline, dengan banyak kegiatan dan tantangan membuat penyelenggaraan acara tahunan ini memberikan kesan yang membekas bagi setiap maba yang berpartisipasi. Lalu, bagaimana PBAK tahun ini ya? [Agung R]
KOMENTAR