Meskipun kata "Amin" bukan termasuk dalam surat Al- Fatihah, tetapi seringkali diucapkan setelah membaca surat Al-Fatihah, terutama di dalam salat. Kata "Amin" yang dibaca merupakan bentuk tanggapan atas ayat dalam surat Al-Fatihah.
Secara istilah, amin bermakna “Kabulkanlah.” Sebagian masyarakat muslim beranggapan bahwa amin merupakan bentuk permohonan agar doa yang disampaikan diterima oleh Allah SWT. Padahal sebenarnya bacaan amin mempunyai makna dan rahasia.
Bacaan amin sendiri secara langsung diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana tertera dalam hadits yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi dan Abu Dawud yang artinya: “Berkata Wa`il ibn Hujr: “Aku mendengar Nabi membaca ghairil maghdubi ‘alaihim waladhdhaalliin dan membaca aamiin dengan memanjangkan suara beliau” (HR. At-Tirmidzi dan Abu Dawud).
Selain menjadi sunnah untuk tanggapan surat Al-Fatihah, Amin juga menjadi sunnah atas tanggapan ayat-ayat Al-Qur'an lainnya. Dalam beberapa ayat tertentu, umat Islam dianjurkan untuk membaca do’a sebagai respon akan ayat tersebut. Misalnya setelah membaca ayat yang menjelaskan tentang siksa, maka disunnahakan memberikan tanggapan dengan meminta perlindungan. Kemudian jika ayat tersebut menjelaskan menganai dosa, tanggapan akan ayat tersebut dapat berupa memohon ampunan.
Ragam Bacaan "Amin"
Dalam membaca Amin mempunyai empat ragam cara membaca yang masing-masing memiliki makna berbeda. Pertama, Aamin dengan “alif” dibaca panjang 2 harakat dan “ya” dibaca 1 harakat yang artinya “beriman”. Kedua, Amiin dengan “alif” dibaca pendek 1 harakat dan “ya” dibaca panjang 2 harakat, maka artinya berubah menjadi “amanah”. Ketiga, Aamiin dengan “alif” dibaca panjang 2 harakat dan “ya” dibaca panjang 2 harakat, artinya menjadi “tempat yang dituju”. Terakhir, Aamiiin dengan “alif” dibaca 2 harakat dan “ya” dibaca 3 harakat atau lebih, maka artinya menjadi “kabulkanlah”.
Dari beberapa ragam cara dalam membaca amin, cara yang paling tepat jika disandarkan setelah membaca surat Al- Fatihah ialah cara terakhir yang artinya “kabulkanlah”. Dan hal tersebut sesuai pada pernyataan Ibn Katsir dalam kitab tafsirnya salah satu kitab tafsir beliau, yang artinya: “Ya Allah, kabulkanlah permintaan kami.”
Rahasia dalam Bacaan Amin
Selain sebagai sandaran sunnah setelah membaca ayat-ayat Al-Qur'an, Amin juga memiliki berbagai rahasia keutamaan, salah satunya pada waktu salat. Ta’min atau Amin sebagai pengampun dosa, apabila saat mengucapkan ta’min bebarengan dengan amin-nya para malaikat. Senada dengan pendapat para Jumhur ulama yang menyatakan jika kalimat ta’min seorang makmum salat, bebarengan dengan kalimat ta’min imam, maka akan mendapatkan ampunan atas dosa-dosa yang telah lalu.
Hal ini berdasarkan hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang artinya, “Apabila kalian sedang salat, maka luruskanlah shaf shaf kalian. Kemudian hendaklah salah seorang dari kalian mengimami kalian. Apabila ia (imam) bertakbir, maka takbirlah. Dan apabila ia mengucapkan “Ghairil Maghdhuubi ‘Alaihim wala adh-Dhallin”, maka ucapkanlah “aamiiin”, maka Allah akan mengabulkan do’a kalian.” (HR. Muslim)
Kemudian, Ta’min sebagai sarana atau perantara terkabulkannya do’a, sebagaimana makna dari lafadz amin sendiri berarti “kabulkanlah”. Terakhir, dengan bacaan ta’min, mengisyaratkan kamu Yahudi iri dengan kaum muslim. Sebagaimana sabda Rasul yang artinya “Sesungguhnya yahudi ialah kaum yang penuh dengan hasad, dan mereka tidak hasad kepada kami akan sesuatu yang melebihi hasadnya mereka kepada kita dalam (ucapan) salam dan (ucapan) amin”. [Husen]
KOMENTAR