Selain bulan Ramadhan, bulan Dzulhijah dalam Islam juga menjadi salah satu bulan yang istimewa. Pasalnya umat Islam akan bertemu dengan hari raya Idul Adha yang bertepatan pada 10 Dzulhijah. Selain itu, bulan Dzulhijah juga menjadi momentum untuk meningkatkan ketakwaan dalam beribadah dan tradisi spiritual bagi setiap muslim di seluruh dunia.
Salah satu ibadah yang ditekankan bagi umat muslim terutama bagi mereka yang sudah mampu yaitu ibadah kurban. Secara esensial ibadah kurban mengandung nilai keikhlasan, ketaatan, dan kejujuran. Berkurban bukan semata mementingkan tindakan secara lahiriyah, melainkan nilai keikhlasan yang bertujuan untuk mendekatkan diri serta memperoleh cinta kasih Allah SWT.
Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Rasulullah, “Tidak ada suatu amalan yang paling dicintai Allah dari Bani Adam ketika hari raya Idul Adha selain menyembelih hewan qurban”. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan hakim).
Selain sebagai bentuk kemuliaan hamba dengan tuhannya, kurban menjadi ibadah yang kental akan nilai sosial. Sebagaimana menurut pendapat ulama, pembagian daging kurban dibagi menjadi tiga. Sepertiga untuk orang yang berkurban, sepertiga untuk fakir miskin, dan sepertiganya lagi untuk dihadiahkan kepada tetangga.
Hal ini juga dijelaskan dalam Al-Quran surat al-Hajj ayat 28 yang artinya “Makanlah sebagian dari daging kurban dan berikanlah kepada orang fakir," (Q.S. Al-Hajj: 28).
Melalui ibadah kurban umat Islam diajarkan membangun hubungan antar sesama manusia melalui wujud kepedulian sosial dengan cara berbagi kepada sesama. Membagikan sebagian harta dari orang yang berlebih kepada orang yang membutuhkan berupa daging kurban.
Berkurban menjadi manifestasi rasa kepedulian, ketulusan dan kemanusiaan yang diimplementasikan secara langsung dalam kehidupan sosial. Bagaimana manusia sebagai makhluk sosial didorong untuk peka terhadap kondisi lingkungan sekitar kita. Kemudian bersama-sama membangun kehidupan sosial yang lebih nyaman dan mensejahterakan.
Pendidikan sosial ini juga menjadi upaya bagaimana agama ikut berperan dalam permasalahan sosial salah satunya terkait kemiskinan. Problem kemiskinan ini turut menjadi perhatian khusus, yang kemudian dikemas melalui wujud keadilan dan kesamaan sebagai problem solving.
Selain itu, pembagian sepertiga daging kurban juga dibagikan kepada tetangga maupun keluarga dekat kita. Hal ini menjadi salah satu upaya untuk membangun ikatan tali silaturahmi dan menyambung rasa persaudaraan antar kerabat dekat. Menjalin kasih dan kerukunan sebagai sesama manusia tanpa membedakan nilai dari strata sosialnya.
Melalui ibadah kurban umat islam diajarkan membunuh sifat kebinatangan manusia seperti egois dan individualisme untuk lebih peduli terhadap kepentingan bersama. Kemudian lingkungan sosial menjadi wadah spiritualitas sekaligus membangun kesalehan sosial.
Makna sosial ibadah Kurban inilah yang harus diaktualisasikan dalam kehidupan kita sehari-hari, terlebih pada masa pandemi Covid-19, di mana banyak saudara kita yang kehilangan pekerjaan, atau mengalami kesulitan dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. [Devia]
KOMENTAR