Reconstruction of Religious Thought in Islam dan The Reconstruction of Muslim Jurisprudence sebagai karyanya pemikirannya. Melalui dua karya tersebut Iqbal mendeskontruksikan pemikiran tentang ajaran dan hukum Islam yang dianggap masih konservatif. Sehingga ia di kenal juga sebagai pemikir intelektual muslim modern.
Iqbal menjadi salah satu tokoh penting dalam sastra Urdu, dengan karya sastra yang ditulis baik dalam bahasa Urdu maupun Persia. Iqbal dikagumi sebagai penyair klasik menonjol oleh sarjana-sarjana sastra dari Pakistan, India, maupun secara internasional.
Pandangan dan pemikirannya dalam dunia Islam juga dituangkan dalam karya sastra seperti puisi. Bagi Iqbal puisi merupakan kuasa batiniah untuk membangunkan muslim yang lama tertidur. Puisi kendaraan bagi gerak fikirnya. Ia berkhutbah, berdakwah, menyuarakan kebenaran, dan memberi penilaian melalui puisi.
Puisi-puisi milik Iqbal berisi tentang kebebasan dan keterbukaan dan beberapa karyanya berhasil membangkitkan semangat umat Islam yang cenderung berpikiran jumud. Melalui puisi-puisinya Iqbal juga telah memberikan pengaruh yang sangat besar pada perselisihan budaya, sosial, religius dan politik selama bertahun-tahun.
Sebagai penyair, Iqbal telah menerbitkan kurang-lebih 14 antologi puisi: Shikwa, Jawab-i Shikwa, Sham’a aur Sya’ir, Bang-i Dira, Asrar-i Khudi, Rumuz-i Bekhudi, Payam-i Masyriq, Zabur-i Ajam, Javid Namah, Musafir, Bal-i Jira’il, Pas Chai Bayad Kard ay Aqwam-i Sharq, Darb-i Kalimdan Armughan-i Hijaz. Puisi-puisinya sebagian besar menyuarakan ajaran neo-sufisme yang ia gali dari akar-akar filsafat Barat dan Timur.
Asrar-i-Khudi (Rahsia Diri) merupakan antologi puisi Iqbal yang ditulis dalam bahsa Parsi. Ini bukan sekadar puisi, tapi terkandung filsafat agama. Berisi tentang pentingnya Ego. Bagi Iqbal, jawapan atas pertanyaan-pertanyaan esensial berkenaan dengan Ego sangatlah penting untuk persoalan moral, baik untuk individual ataupun masyarakat.
Setelah itu, Iqbal menerbitkan karnyanya Rumuz-i-Bekhudi (Rahsia Kedirian). Tema utamanya berisi tentang masyarakat ideal, etika dan prinsip sosial dalam Islam, dan hubungan antara individu dan masyarakat. Di sini, Iqbal juga menjelaskan aspek-aspek penting dari agama lain. Iqbal melihat bahawa individu dan masyarakatnya sebenarnya saling mencerminkan satu dengan lainnya. Individu harus menjadi jiwa yang kuat sebelum bersatu dengan masyarakatnya. Dan, dengan berinteraksi dengan anggota masyarakat lainnya, Ego belajar menerima batas-batasan kebebasannya dan makna cinta.
Nyanyian Waktu
Aku derita mahupun penawar
Kesederhanaan mahupun kemegahan.
Aku pedang yang menghancurkan
Aku mata air kekekalan
Aku api yang membinasakan
Aku taman kebaqaan
Pertentanganku nyata
(Anggaplah itu tipu-muslihat):
Berubah selalu, diam senantiasa
Tak berubah dalam dada yang berubah.
Seperti jiwa manusia aku tak terikat
Pada lambang-lambang bilangan-
Aku tak terikat pada masa dan keluasan
Pada pergantian dan tahun kabisat
Kau adalah rahasia terpendam dalam dirimu
Aku adalah rahasia dari wujudmu.
Aku hidup karena kau memiliki jiwa
Dan tempat tinggalku adalah kesendirian jiwamu
[Gita]
KOMENTAR