Membaca bisa dikatakan sebagai kegiatan bertamasya pengetahuan yang membius. Bagaimana tidak, selain bisa memberikan wawasan yang luas, pencerahan hingga ide terhingga, membaca juga bisa dijadikan hobi oleh sebagian orang. Apalagi di era digital seperti sekarang ini, membaca seharusnya menjadi sebuah keharusan.
Informasi yang tersaji di berbagai platform dan cetak, seakan mengharuskanmu mempunyai skill membaca cepat. Namun hal ini tidak sampai menghilangkan pemahamanmu tentang bacaan sama sekali. Karena tidak sedikit orang mempunyai kendala dalam hal membaca, salah satunya mengenai waktu.
Terkadang kita merasa tidak memiliki waktu luang untuk membaca lantaran sibuk atau malah sebaliknya. Namun tak perlu khawatir, dengan skill membaca cepat bisa dipelajari dan dilakukan oleh siapapun. Untuk kalian yang tidak mengetahui bagaimana menciptakan skill tersebut dan mengembangkannya, Berikut ada tiga kebiasaan yang bisa kamu pelajari.
1. Kurangi Subvokalisasi
Dalam penciptaan skill membaca cepat, bisa kamu mulai dengan mengurangi subvokalisasi. Yakni suara kecil yang terdengar ketika membaca. Menurut National Center for Voice and Speech, kecepatan rata-rata bicara seseorang sekitar 150 kata per menit. Oleh karena itu, kamu hanya boleh mengucapkan kata-kata tersebut di kepala saja saat membaca.
Untuk memperbaikinya, kmu bisa menekan ujung lidah ke langit-langit mulut atau mendengarkan musik instrumental ketika membaca. Hal ini bisa membantumu membungkam suara lantang yang keluar dan membuat kondisi lebih konsentrasi dan fokus.
2. Berhenti Membaca Ulang
Tim Ferriss, penulis The Four-Hour Work Week menyatakan, orang yang membaca ulang secara sadar, melewatkan kembali hingga 30 persen dari total waktu membaca. Ini berarti setiap 60 menit, pembaca biasa menghabiskan 20 menit untuk membaca ulang materi yang sama. Hal seperti ini biasanya dikenal dengan 'Regresi'.
Membaca terlalu cepat bisa saja membuatmu merasa belum memahami paragraf yang baru saja dibaca. Alhasil, kamu memutuskan kembali ke atas dan mulai membacanya ulang semuanya. Salah satu cara untuk mengatasinya yakni dengan menghentikan membaca hal yang tidak kamu minati.
3. Gunakan Perintis
Saat membaca, mata kita seperti mengikuti kata-kata dalam satu baris secara sistematis. Menurut teknologi pelacakan mata modern, sebenarnya kita membaca dalam urutan lompatan dari satu titik ke titik lainnya. Titik-titik ini disebut fiksasi. Sebagian orang yang tidak terlatih akan memiliki sekitar 10 fiksasi per baris saat mata mereka membaca dari kiri ke kanan.
Nah untuk mendemonstrasikan ini, tutup satu mata, letakkan ujung jari di atas kelopak mata itu, lalu perlahan-lahan pindai garis horizontal lurus dengan mata yang lain. Kamu akan merasakan gerakan dan periode fiksasi yang berbeda dan terpisah.
Semakin lama di titik fikasi kita akan kehilangan banyak waktu saat membaca. Sementara, semakin sedikit fiksasi saat membaca, semakin sedikit waktu yang dihabiskan untuk membaca setiap halaman.
Untuk mengurangi jumlah fiksasi, gunakan perintis. Perintis adalah alat untuk menunjukkan kalimat saat membaca, seperti jari atau pulpen. Perintis akan membantu melatih mata kamu untuk terus bergerak maju.
KOMENTAR