SANTRI dikenal memiliki sikap moderat karena bisa berbaru dengan masyarakat sekitar. Sikap moderat santri ini tidak hanya dilihat dari kepribadiannya. Melainkan dapat dijumpai dalam pakaian yang melekat, yakni sarung. Sarung yang berfungsi sebagai penutup aurat menjadi menyimpan filosofi Islam yang moderat dan toleran.
Penggunaan sarung dapat ditemukan dalam setiap ritual agama di pesantren. Sarungan merupakan cara menghargai budaya yang ada pada masyarakat dengan tampa melanggar ketentuan agama Islam.
Baca Juga: 5 Kehidupan Santri yang Patut Diteladani
Nilai filosofis sarung dapat dilihat dengan konsep universal (kullyiah) dan partikular (juziyyah). Sederhananya, ajaran universal adalah perihal yang diterima apa adanya, sedangkan partikular dapat dikompromi.
Dalam satu contoh, perintah untuk mendirikan salat itu harus sesuai dengan apa yang nabi lakukan, maka hal ini termasuk universal. Sedangkan pakaian yang digunakan ketika melakukan aktivitas salat itu bebas selama pakaian tersebut menutup aurat, maka ini disebut partikular.
Baca Juga: Siapa yang Mendapat Predikat Santri?
Budaya sarungan yang melekat pada santri menandakan kesuksesan agama Islam dalam merangkul keanekaragaman lokal. Bahkan negara Indonesia yang memiliki banyak suku, agama, ras dan golongan mampu disatukan melalui pendekatan moderat serta toleran. Hal ini tentu tak terlepas dari peran santri dalam memegang teguh nilai-nilai Pancasila dengan semboyan "Bhineka tunggal Ika."
[Agung Rahmat]
KOMENTAR